ANALISIS KESEIMBANGAN PASAR
TERHADAP PRODUK BERAS DI PASAR INDUK CIPINANG
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah :
Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu :
Danang Kurniawan, SE, M.M
Disusun Oleh :
Nuril Maftukhan ( 1420210062
)
Kelas/semester : ESRB-3
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN SYARIAH
DAN EKONOMI ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan akan pangan, maka
urusan pangan menjadi suatu kebutuhan yang vital bagi manusia. Pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diolah maupun
tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.
Semua negara di dunia memandang penting
ketahan pangan dan gizi, begitupun negara Indonesia. Pemerintah Indonesia yang
terdiri dari Presiden, 3 Gubernur, Bupati/Walikota pada berbagai dokumen
pembangunan nasional menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai salah satu
prioritas pembangunan. Karena membangun ketahanan pangan merupakan hal yang
seharusnya dilakukan oleh suatu negara, pembangunan ketahanan pangan memerlukan
cakupan luas, keterlibatan lintas sektor, multidisiplin, dan penekanan pada
basis sumberdaya lokal (impor pangan; the last resort). Adapun operasionalisasi
ketahanan pangan pada berbagai tingkat pemerintahan di Indonesia yaitu pada
tingkat nasional dilakukannya swasembada pada komoditas strategis, pada tingkat
propinsi, kabupaten/kota dan desa dengan melakukan pemanfaatan potensi lokal
dan pada tingkat masyarakat dilakukannya peningkatan kemampuan fisik, sosial,
politik dan ekonomi (BKP-Departemen Pertanian, 2008).
Untuk mencapai kondisi ketahanan pangan,
Indonesia harus dapat mengurangi ketergantungannya terhadap impor, yang salah
satunya yaitu melalui pencapaian swasembada pangan, khususnya beras yang
merupakan bahan pokok yang sangat penting. Oleh karena itu, swasembada pangan
yang dalam hal ini adalah swasembada beras harus terwujud seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dalam rangka mencapai ketahanan pangan
nasional. 4 Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap beras dipengaruhi oleh
budaya dimana padi merupakan tanaman asli Asia. Selain itu sebagian besar
masyarakat Indonesia sangat percaya, bahwa padi adalah anugrah dari Yang Maha
Pencipta sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan umat manusia.
Membudidayakan tanaman padi adalah wujud rasa syukur dan penghormatan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Beras adalah hasil olahan dari produk pertanian yang disebut
padi (Oryza sativa). Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan
pokok bagi bangsa Asia, khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam,
Jepang, dan Myanmar (Ambarinanti, 2007).
Di Indonesia beras merupakan makanan pokok bagi masyarakatnya,
kecuali didaerah timur Indonesia. Beras harus selalu ada dalam makanan berat di
Indonesia. Oleh karena itu beras merupakan salah satu bahan pokok yang
produkinya sangat digalakan di Indonesia.
Selain
itu beras juga memiliki berbagai kandungan gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh. Nilai khasiat per 100
g dari Beras, putih, panjang, biasa adalah Tenaga 370 kkal 1530 kJ, Karbohidrat 79 g, Gula 0.12 g, Serat
pangan 1.3 g, Lemak 0.66 g, Protein
7.13 g, Air 11.62 g, Tiamina (Vit. B1) 0.070 mg 5%, Riboflavin (Vit. B2) 0.049 mg 3%, Niasin (Vit. B3) 1.6 mg 11%, Asam pantotenat (B5) 1.014 mg 20%, Vitamin B6 0.164 mg 13%, Asam folat (Vit. B9) 8 μg 2%, Zat besi 0.80 mg 6%, Fosforus 115 mg 16%, Kalium 115 mg 2%, Kalsium 28 mg 3%, Magnesium 25 mg 7%, Seng 1.09 mg 11%.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
data yang menjadi rujukan dalam menganalisis keseimbangan pasar?
2. Bagaimana
analisis mengenai keseimbangan pasar di Pasar Induk Cipinang?
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
KESEIMBANGN
PASAR, HARGA KESEIMBANGAN DAN JUMLAH KESEIMBANGAN
Keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar merupakan suatu keadaan dimana pada suatu
tingkat harga tertentu, keinginan pembeli untuk mendapatkan barang sama dengan
keinginan penjual dalam menawarkan barangnya.[1]
Pasar berada dalam
keadaan keseimbangan ataukeseimbangan pasara (market equilibrium) akan
tercapai jika jumlah output yang diminta sama dengan yang ditawarkan.[2]
Pasar suatu macam barang dikatakan dalam keadaan seimbang (equilibrium)
apabila jumlah yang diminta pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang
ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh kesamaan Qd
= Qs, yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva
penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium
price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity).[3]
Harga keseimbangan
Harga keseimbangan (equilibrium price) atau harga pasar (market
price) merupakan harga yang terbentuk sebagai akibat adanya penyesuaian
antara permintaan dan penawaran pasar. Harga keseimbangan tercapai apabila
jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada
tingkat harga dan waktu tertentu.[4]
Jumlah keseimbangan
Jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity) adalah suatu tingkat output yang
pada tingkat itu harga permintaan sama dengan harga penawaran.[5]
B.
SYARAT-SYARAT
TITIK KESEIMBANGAN PASAR
Didalam
menentukan titik keseimbangan pasar untuk suatu barang atau jasa, perlu
diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya,
Adapun
syarat-syarat dari titik keseimbangan pasar itu adalah:
1.
Titik
keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai positif.
2.
Titik
keseimbangan pasar hanya berlaku titik yang memenuhi ketentuan bagi kurva
permintaan dan kurva penawaran.
Atas dasar persyaratan ini,
maka tidak mungkin terdapat dua titik keseimbangan pasar bagi suatu kurva
permintaan dan kurva penawaran,walaupun mungkin terdapat dua titik potong dari
fungsi permintaan dan penawaran.[6]
C.
MENENTUKAN
KEADAAN KESEIMBANGAN
Tiga
cara dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan keseimbangan tersebut, yaitu (i)
dengan contoh menggunakan angka, (ii) dengan menggunakan kurva permintaan dan
penawaran, dan (iii) menentukan secara matematik.
1.
Menentukan
keseimbangan secara angka
Dalam tabel diatas terdapat tiga keadaan yang mungkin wujud. Yang
pertama adalah kelebihan permintaan, ini ditunjukkan pada harga Rp.
200,00 dan Rp. 300,00 dimana jumlah barang yang diminta lebih banyak dari
barang yang ditawarkan. Yang kedua adalah keadaan keseimbangan dimana
jumlah permintaan dan penawaran sama (seimbang). Dan yang terakhir adalah kelebihan
penawaran dimana barang yang ditawarkan lebih banyak dari yang diminta, ini
biasanya terjadi ketika harga barang sedang tinggi.
2.
Menentukan
keseimbangan secara grafik
Cara kedua untuk menjelaskan bagaimana harga dan jumlah barang yang
diperjual belikan di pasar adalah dengan secara gambaran grafik, seperti grafik
diatas.
Dari grafik diatas pada tingkat harga 400
merupakan titik keseimbangan yang ditunjukkan dengan persilangan antara garis
permintaan dan penawaran.
3.
Menentukan
keadaan keseimbangan secara matematik
Cara yang ketiga yaitu ditunjukan secara matematik. Untuk keperluan
tersebut, perlu ditentukan dua persamaan. Yaitu, persamaan permintaan dan
persamaan penawaran.
·
Persamaan
permintaan
Qd =
c - dP
·
Persamaan
penawaran
Qs =
-m + nP
Dimana:
a.
c
adalah suatu angka tetap. Nilainya menunjukkan jumlah barang yang diminta
apabila tingkat harga adalah 0. Nilai c selalu positif.
b.
d
adalah kecondongan kurva permintaan. Nilainya selalu negative (-d) karena kurva
permintaan menurun dari kiri kekanan.
c.
m
adalah suatu angka tetap. Nilainya menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan
apabila tingkat harga adalah 0. Biasanya nilai m adalah negative (-m).
d.
n
adalah kecondongan kurva penawaran. Nilainya selalu positif karena kurva
penawaran naik dari kiri kekanan.
e.
Qd
adalah kuantitas yang diminta, Qs adalah kuantitas yang ditawarkan
dan P adalah tingkat harga.
Telah diterangkan bahwa keseimbangan pasar dicapai apabila
kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Dengan demikian secara matematik, syarat keseimbangan adalah:
Qd = Qs atau
c-dP = -m+nP
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
DATA
RUJUKAN
TABEL
DATA KESEIMBANGAN PASAR
HARGA
BERAS DI PASAR INDUK CIPINANG TAHUN 2011
NO
|
BULAN
|
HARGA PER KILOGRAM
|
PERMINTAAN /TON
|
PENAWARAN /TON
|
1
|
APRIL
|
Rp. 7.000,00,-
|
4.000
|
2.000
|
2
|
MARET
|
Rp. 7.250,00,-
|
4.000
|
2.500
|
3
|
MEI
|
Rp. 7.250,00,-
|
4.000
|
2.500
|
4
|
JUNI
|
Rp. 7.250,00,-
|
3.800
|
2.500
|
5
|
JANUARI
|
Rp. 7.500,00,-
|
3.800
|
2.500
|
6
|
FEBRUARI
|
Rp. 7.700,00,-
|
3.750
|
3.000
|
7
|
JULI
|
Rp. 7.750,00,-
|
3.600
|
3.000
|
8
|
AGUSTUS
|
Rp. 7.800,00,-
|
3.500
|
3.500
|
9
|
SEPTEMBER
|
Rp. 7.850,00,-
|
3.500
|
3.500
|
10
|
OKTOBER
|
Rp. 7.900,00,-
|
3.500
|
3.770
|
11
|
NOVEMBER
|
Rp. 7.950,00,-
|
3.600
|
4.000
|
12
|
DESEMBER
|
Rp. 8.000,00,-
|
3.700
|
4.000
|
DATA DIOLAH
Sumber : Kementrian
Kertanian (MENTAN), BeritaBeras.wordpress
B.
ANALISIS
Dari data diatas, diperoleh informasi bahwa keseimbangan pasar
tercipta pada bulan September pada titik harga Rp. 7.850,00/Kg yaitu dengan
jumlah permintaan dan penawaran sama pada jumlah 3.500 ton beras.
Dari data tersebut juga diperoleh data lain yaitu berlakunya dua
hukum ekonomi, hukum permintaan dan hukum penawaran. Dimana hukum permintaan
berbunyi “Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang
tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit
jumlah barang yang bersedia diminta.” Hal ini ditunjukkan oleh pada harga yang
paling rendah Rp. 7.000,00,- permintaan terhadap beras paling banyak yaitu sebanyak
4.000 ton beras. Kemudian pada saat harga berangsur naik, permintaan terhadap
beras semakin menurun.
Namun karena beras merupakan
kebutuhan pokok, menjadikan hukum permintaan menjadi tidak berlaku. Ditunjukkan
oleh tabel pada bulan Oktober, November dan Desember dimana permintaan terhadap
beras meningkat dari 3.500 ton menjadi 3.600 ton kemudian meningkat lagi
menjadi 3.700 ton. meskipun harga beras dari tiga bulan ini semakin
meningkat dari Rp 7.900,00/Kg (Oktober)
menjadi Rp.7.950,00/Kg (November) dan naik lagi menjadi Rp. 8.000,00/Kg
(Desember).
Selain hukum permintaan juga terdapat hukum penawaran yang berbunyi
“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang
bersedia ditawarkan.” Yang ditunjukkan oleh jumlah beras yang ditawarkan di Pasar
Induk Cipinang yang terus-menerus
mengalami peningkatan meskipun tidak terjadi dalam setuap bulan.
Peningkatan penawaran ini selain disebabkan pedagang yang ingin
memanfaatkan harga yang tinggi sesuai dengan hukum penawaran juga disebabkan
oleh permintaan masyarakat terhadap beras sangat tinggi bahkan tidak memandang
tingkat harga sehingga menyimpang dari hukum permintaan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Beras merupakan bahan pokok yang paling banyak cari dan digunakan
di Indonesia, oleh karena itu pemerintah berusaha keras untuk terus
meningkatkan jumlah produksi beras di Indonesia. Bahkan menurut data dari
Kementrian Pertanian (MENTAN), jumlah permintaan terhadap beras di Indonesia
jauh lebih besar dari pada jumlah produksinya. Sehingga diperlukan impor beras
dari Negara lain untuk mencukupi pirmantaan tersebut.
Apa lagi pada saat ini Saat ini dunia sedang mengalami
krisis pangan yang ditandai dengan meningkatnya harga-harga sektor pangan,
khususnya harga makanan pokok dunia. Harga beras dan gandum kian melambung
dengan permintaan atas komoditi tersebut juga semakin meningkat. Permintaan
impor bahan pangan dari negara- 2 negara penghasil bahan pokok pun semakin
meningkat. Produksi bahan pangan dunia pun sedang menurun akibat banyaknya
bencana alam yang melanda darerah-daerah produktif serta alih fungsi lahan
produksi pangan menjadi lahan produksi komoditi lain.
B.
SARAN
Demikian analisis keseimbangan pasar yang dapat saya sampaikan.
Pastinya dalam analisis ini masih terdapat banyak sekali kekurangan.oleh karena
itu saya mohon, pembaca mau memberikan kritik dan saran yang membangun.
Sehingga sekiranya dapat saya gunakan untuk memperbaiki kekurangan analisis
ini.
Daftar pustaka
Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi,
Yogyakarta: BPFE, 2012.
Rosyidi, suherman, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada
Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Sari, Kartika, dkk, Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi,
Klaten: Intan Pariwara, 2013
Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Utomo,Joko, Matematika Ekonomi Dan Bisnis, Kudus: BPFE-UMK,
2014.
[1]
Sadono sukirno, mikro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm. 99
[2]
Suherman rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 356-367
[3]
Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2012),
hlm. 93
[4]
Kartika Sari, Dkk, Detik-detik Ujian Nasional Ekonomi, (Klaten: Intan Pariwara,
2013), hlm. 10.
[5]
Suherman Rosyidi, Op.cit., hlm. 353-357
[6]
Joko Utomo, Matematika Ekonomi dan Bisnis, (kudus : BPFE-UMK, 2014), hlm. 11