Tuesday, December 15, 2015

EKONOMI MIKRO: ANALISIS KESEIMBANGAN PASAR

ANALISIS KESEIMBANGAN PASAR
TERHADAP PRODUK BERAS DI PASAR INDUK CIPINANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Danang Kurniawan, SE, M.M


  





Disusun Oleh :
Nuril Maftukhan                     ( 1420210062 )
Kelas/semester            : ESRB-3

 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebutuhan akan pangan, maka urusan pangan menjadi suatu kebutuhan yang vital bagi manusia. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
     Semua negara di dunia memandang penting ketahan pangan dan gizi, begitupun negara Indonesia. Pemerintah Indonesia yang terdiri dari Presiden, 3 Gubernur, Bupati/Walikota pada berbagai dokumen pembangunan nasional menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Karena membangun ketahanan pangan merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh suatu negara, pembangunan ketahanan pangan memerlukan cakupan luas, keterlibatan lintas sektor, multidisiplin, dan penekanan pada basis sumberdaya lokal (impor pangan; the last resort). Adapun operasionalisasi ketahanan pangan pada berbagai tingkat pemerintahan di Indonesia yaitu pada tingkat nasional dilakukannya swasembada pada komoditas strategis, pada tingkat propinsi, kabupaten/kota dan desa dengan melakukan pemanfaatan potensi lokal dan pada tingkat masyarakat dilakukannya peningkatan kemampuan fisik, sosial, politik dan ekonomi (BKP-Departemen Pertanian, 2008).
     Untuk mencapai kondisi ketahanan pangan, Indonesia harus dapat mengurangi ketergantungannya terhadap impor, yang salah satunya yaitu melalui pencapaian swasembada pangan, khususnya beras yang merupakan bahan pokok yang sangat penting. Oleh karena itu, swasembada pangan yang dalam hal ini adalah swasembada beras harus terwujud seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dalam rangka mencapai ketahanan pangan nasional. 4 Ketergantungan bangsa Indonesia terhadap beras dipengaruhi oleh budaya dimana padi merupakan tanaman asli Asia. Selain itu sebagian besar masyarakat Indonesia sangat percaya, bahwa padi adalah anugrah dari Yang Maha Pencipta sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Membudidayakan tanaman padi adalah wujud rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
     Beras adalah hasil olahan dari produk pertanian yang disebut padi (Oryza sativa). Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia, khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Myanmar (Ambarinanti, 2007).
     Di Indonesia beras merupakan makanan pokok bagi masyarakatnya, kecuali didaerah timur Indonesia. Beras harus selalu ada dalam makanan berat di Indonesia. Oleh karena itu beras merupakan salah satu bahan pokok yang produkinya sangat digalakan di Indonesia.
Selain itu beras juga memiliki berbagai kandungan gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Nilai khasiat per 100 g dari Beras, putih, panjang, biasa adalah Tenaga 370 kkal 1530 kJ, Karbohidrat 79 g, Gula 0.12 g, Serat pangan 1.3 g, Lemak 0.66 g, Protein 7.13 g, Air 11.62 g, Tiamina (Vit. B1) 0.070 mg 5%, Riboflavin (Vit. B2) 0.049 mg 3%, Niasin (Vit. B3) 1.6 mg 11%, Asam pantotenat (B5) 1.014 mg 20%, Vitamin B6 0.164 mg 13%, Asam folat (Vit. B9) 8 μg 2%, Zat besi 0.80 mg 6%, Fosforus 115 mg 16%, Kalium 115 mg 2%, Kalsium 28 mg 3%, Magnesium 25 mg 7%, Seng 1.09 mg 11%.

B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa data yang menjadi rujukan dalam menganalisis keseimbangan pasar?
2.      Bagaimana analisis mengenai keseimbangan pasar di Pasar Induk Cipinang?


BAB II
LANDASAN TEORI
A.      KESEIMBANGN PASAR, HARGA KESEIMBANGAN DAN JUMLAH KESEIMBANGAN
Keseimbangan pasar
Keseimbangan pasar merupakan suatu keadaan dimana pada suatu tingkat harga tertentu, keinginan pembeli untuk mendapatkan barang sama dengan keinginan penjual dalam menawarkan barangnya.[1]
            Pasar berada dalam keadaan keseimbangan ataukeseimbangan pasara (market equilibrium) akan tercapai jika jumlah output yang diminta sama dengan yang ditawarkan.[2] Pasar suatu macam barang dikatakan dalam keadaan seimbang (equilibrium) apabila jumlah yang diminta pasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan grafik hal ini ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, yakni pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity).[3]
Harga keseimbangan
            Harga keseimbangan (equilibrium price) atau harga pasar (market price) merupakan harga yang terbentuk sebagai akibat adanya penyesuaian antara permintaan dan penawaran pasar. Harga keseimbangan tercapai apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga dan waktu tertentu.[4]
Jumlah keseimbangan
            Jumlah keseimbangan (equilibrium quantity) adalah suatu tingkat output yang pada tingkat itu harga permintaan sama dengan harga penawaran.[5]
B.       SYARAT-SYARAT TITIK KESEIMBANGAN PASAR
Didalam menentukan titik keseimbangan pasar untuk suatu barang atau jasa, perlu diperhatikan syarat-syarat yang perlu dipenuhinya,
Adapun syarat-syarat dari titik keseimbangan pasar itu adalah:
1.      Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai positif.
2.      Titik keseimbangan pasar hanya berlaku titik yang memenuhi ketentuan bagi kurva permintaan dan kurva penawaran.
Atas dasar persyaratan  ini, maka tidak mungkin terdapat dua titik keseimbangan pasar bagi suatu kurva permintaan dan kurva penawaran,walaupun mungkin terdapat dua titik potong dari fungsi permintaan dan penawaran.[6]

C.       MENENTUKAN KEADAAN KESEIMBANGAN
Tiga cara dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan keseimbangan tersebut, yaitu (i) dengan contoh menggunakan angka, (ii) dengan menggunakan kurva permintaan dan penawaran, dan (iii) menentukan secara matematik.
1.      Menentukan keseimbangan secara angka
https://belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/modul_online/MO_50/Image/eko103_15.jpg
Dalam tabel diatas terdapat tiga keadaan yang mungkin wujud. Yang pertama adalah kelebihan permintaan, ini ditunjukkan pada harga Rp. 200,00 dan Rp. 300,00 dimana jumlah barang yang diminta lebih banyak dari barang yang ditawarkan. Yang kedua adalah keadaan keseimbangan dimana jumlah permintaan dan penawaran sama (seimbang). Dan yang terakhir adalah kelebihan penawaran dimana barang yang ditawarkan lebih banyak dari yang diminta, ini biasanya terjadi ketika harga barang sedang tinggi.

2.      Menentukan keseimbangan secara grafik
https://belajar.kemdikbud.go.id/file_storage/modul_online/MO_50/Image/eko103_16.jpg
Cara kedua untuk menjelaskan bagaimana harga dan jumlah barang yang diperjual belikan di pasar adalah dengan secara gambaran grafik, seperti grafik diatas.
      Dari grafik diatas pada tingkat harga 400 merupakan titik keseimbangan yang ditunjukkan dengan persilangan antara garis permintaan dan penawaran.
3.      Menentukan keadaan keseimbangan secara matematik
Cara yang ketiga yaitu ditunjukan secara matematik. Untuk keperluan tersebut, perlu ditentukan dua persamaan. Yaitu, persamaan permintaan dan persamaan penawaran.
·         Persamaan permintaan
Qd = c - dP
·         Persamaan penawaran
Qs = -m + nP
                        Dimana:
a.       c adalah suatu angka tetap. Nilainya menunjukkan jumlah barang yang diminta apabila tingkat harga adalah 0. Nilai c selalu positif.
b.      d adalah kecondongan kurva permintaan. Nilainya selalu negative (-d) karena kurva permintaan menurun dari kiri kekanan.
c.       m adalah suatu angka tetap. Nilainya menunjukkan jumlah barang yang ditawarkan apabila tingkat harga adalah 0. Biasanya nilai m adalah negative (-m).
d.      n adalah kecondongan kurva penawaran. Nilainya selalu positif karena kurva penawaran naik dari kiri kekanan.
e.       Qd adalah kuantitas yang diminta, Qs adalah kuantitas yang ditawarkan dan P adalah tingkat harga.
Telah diterangkan bahwa keseimbangan pasar dicapai apabila kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang ditawarkan.
Dengan demikian secara matematik, syarat keseimbangan adalah:
Qd   = Qs     atau     c-dP  = -m+nP
BAB III
PEMBAHASAN
A.      DATA RUJUKAN
TABEL DATA KESEIMBANGAN PASAR
HARGA BERAS DI PASAR INDUK CIPINANG TAHUN 2011
NO
BULAN
HARGA PER KILOGRAM
PERMINTAAN /TON
PENAWARAN /TON
1
APRIL
Rp. 7.000,00,-
4.000
2.000
2
MARET
Rp. 7.250,00,-
4.000
2.500
3
MEI
Rp. 7.250,00,-
4.000
2.500
4
JUNI
Rp. 7.250,00,-
3.800
2.500
5
JANUARI
Rp. 7.500,00,-
3.800
2.500
6
FEBRUARI
Rp. 7.700,00,-
3.750
3.000
7
JULI
Rp. 7.750,00,-
3.600
3.000
8
AGUSTUS
Rp. 7.800,00,-
3.500
3.500
9
SEPTEMBER
Rp. 7.850,00,-
3.500
3.500
10
OKTOBER
Rp. 7.900,00,-
3.500
3.770
11
NOVEMBER
Rp. 7.950,00,-
3.600
4.000
12
DESEMBER
Rp. 8.000,00,-
3.700
4.000
DATA DIOLAH
Sumber : Kementrian Kertanian (MENTAN), BeritaBeras.wordpress
B.       ANALISIS
Dari data diatas, diperoleh informasi bahwa keseimbangan pasar tercipta pada bulan September pada titik harga Rp. 7.850,00/Kg yaitu dengan jumlah permintaan dan penawaran sama pada jumlah 3.500 ton beras.
Dari data tersebut juga diperoleh data lain yaitu berlakunya dua hukum ekonomi, hukum permintaan dan hukum penawaran. Dimana hukum permintaan berbunyi “Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.” Hal ini ditunjukkan oleh pada harga yang paling rendah Rp. 7.000,00,- permintaan terhadap beras paling banyak yaitu sebanyak 4.000 ton beras. Kemudian pada saat harga berangsur naik, permintaan terhadap beras semakin menurun.
 Namun karena beras merupakan kebutuhan pokok, menjadikan hukum permintaan menjadi tidak berlaku. Ditunjukkan oleh tabel pada bulan Oktober, November dan Desember dimana permintaan terhadap beras meningkat dari 3.500 ton menjadi 3.600 ton kemudian meningkat lagi menjadi 3.700 ton. meskipun harga beras dari tiga bulan ini semakin meningkat  dari Rp 7.900,00/Kg (Oktober) menjadi Rp.7.950,00/Kg (November) dan naik lagi menjadi Rp. 8.000,00/Kg (Desember).
Selain hukum permintaan juga terdapat hukum penawaran yang berbunyi “Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.” Yang ditunjukkan oleh jumlah beras yang ditawarkan di Pasar Induk Cipinang yang terus-menerus  mengalami peningkatan meskipun tidak terjadi dalam setuap bulan.
Peningkatan penawaran ini selain disebabkan pedagang yang ingin memanfaatkan harga yang tinggi sesuai dengan hukum penawaran juga disebabkan oleh permintaan masyarakat terhadap beras sangat tinggi bahkan tidak memandang tingkat harga sehingga menyimpang dari hukum permintaan.



BAB IV
PENUTUP
A.      SIMPULAN
Beras merupakan bahan pokok yang paling banyak cari dan digunakan di Indonesia, oleh karena itu pemerintah berusaha keras untuk terus meningkatkan jumlah produksi beras di Indonesia. Bahkan menurut data dari Kementrian Pertanian (MENTAN), jumlah permintaan terhadap beras di Indonesia jauh lebih besar dari pada jumlah produksinya. Sehingga diperlukan impor beras dari Negara lain untuk mencukupi pirmantaan tersebut.
Apa lagi pada saat ini Saat ini dunia sedang mengalami krisis pangan yang ditandai dengan meningkatnya harga-harga sektor pangan, khususnya harga makanan pokok dunia. Harga beras dan gandum kian melambung dengan permintaan atas komoditi tersebut juga semakin meningkat. Permintaan impor bahan pangan dari negara- 2 negara penghasil bahan pokok pun semakin meningkat. Produksi bahan pangan dunia pun sedang menurun akibat banyaknya bencana alam yang melanda darerah-daerah produktif serta alih fungsi lahan produksi pangan menjadi lahan produksi komoditi lain.


B.       SARAN
Demikian analisis keseimbangan pasar yang dapat saya sampaikan. Pastinya dalam analisis ini masih terdapat banyak sekali kekurangan.oleh karena itu saya mohon, pembaca mau memberikan kritik dan saran yang membangun. Sehingga sekiranya dapat saya gunakan untuk memperbaiki kekurangan analisis ini.




Daftar pustaka
Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE, 2012.
Rosyidi, suherman, Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.
Sari, Kartika, dkk, Detik-Detik Ujian Nasional Ekonomi, Klaten: Intan Pariwara, 2013
Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Utomo,Joko, Matematika Ekonomi Dan Bisnis, Kudus: BPFE-UMK, 2014.



[1] Sadono sukirno, mikro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 99
[2] Suherman rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 356-367
[3] Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 93
[4] Kartika Sari, Dkk, Detik-detik Ujian Nasional Ekonomi, (Klaten: Intan Pariwara, 2013), hlm. 10.
[5] Suherman Rosyidi, Op.cit., hlm. 353-357
[6] Joko Utomo, Matematika Ekonomi dan Bisnis, (kudus : BPFE-UMK, 2014), hlm. 11

No comments:

Post a Comment