MAKALAH
I’JAZUL QUR’AN
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Ulumul
Qur’an
Dosen pengampu : Shobirin,
M.Ag
Disusun oleh:
Lutfi Zakaria (1420210064)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum
muslimin yang menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus
kita imani serta aplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia
maupun di akhirat. I’jazul Qur’an adalah bagian dari ilmu tafsir yang
mempelajari tentang segala sesuatu yang menyangkut kemukjizatan Al-Qur’an.
Keistimewaan Al-Qur’an inilah yang menjadi daya tarik sendiri dari
juz,surat,ayat,kalimat, bahkan apa yang ada dalam huruf per huruf di Al-Qur’an
itu merupakan anugerah dari Allah SWT.
Kemukjizatan Al-Qur’an adalah sesuatu
yang diberikan Allah untuk kekasih-Nya,beliau Nabi Muhammad SAW. Kemukjizatan
yang tidak di berikan Allah kepada siapapun baik sebelum maupun sesudah Nabi
Muhammad SAW. Inilah yang merupakan keistimewaan tersendiri dari Al-Qur’an
sekaligus sebagai mukjizat rahmatan lil’alamin.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum
muslimin menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka
imani serta diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan di dunia dan
di akhirat. Selain itu Al-Qur’an menjadi mu’jizat terbesar bagi Nabi Muhammad
SAW, dan mu’jizat Al-Qur’an ini hukumnya sepanjang masa, karena tidak akan ada
satu manusia pun yang mampu membawa satu kitab tandingan atau sama dengan Al-Qur’an.
Jadi, sebagai seorang muslim wajib bagi kita untuk mengimaninya dengan sepenuh
hati.
Dan
sudah sewajarnya pula mengetahui segala sesuatu tentang mu’jizat Al-Qur’an.
Karena ada banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil untuk menambah keimanan
kita.
I’jazul
Qur’an adalah bagian dari Ilmu Tafsir yang mempelajari tentang segala sesuatu
yang menyangkut kemu’jizatan Al-Qur’an. Dan makalah ini dibuat dengan tujuan memperjelas kemu’jizatan
Al-Qur’an.
Dan
diharapkan setelah kita memahaminya kita dapat lebih mencintai Al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam setiap segi kehidupan.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian I’jazul Qur’an?
2.
Bagaimana sejarah perkembangan I’jazul Qur’an?
3.
Apa tujuan dan fungsi I’jazul Qur’an?
4.
Apa saja macam-macam I’jazul Qur’an?
5.
Apa saja segi-segi I’jazil Qur’an dan fungsinya?
6.
Bagaimana pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian I’jazul Qur’an
Kata i’jaz diambil dari akar kata a’jaza-yu’jizu yang
secara harfiyah(bahasa) berarti lemah,tidak mampu,tidak berdaya. Yang dimaksud
i’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya
sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu
Al-Qur’an. Dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
Adapun Manna Al Qatthan mendefinisikan dengan hal serupa yaitu “amrun
khariqun lil’addah maqrunun bit tahaddiy salimun anil mu’aradhah”yaitu
suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan,disertai dengan unsur tantangan,dan
tidak dapat ditandingi.
Sedangkan Al-Thushi mendefinisikan mu’jizat dengan terjadinya
sesuatu yang tidak bisa terjadi yang
disertai dengan pemberontakan terhadap adat kebiasaan dan hal itu sesuai dengan
tuntutan. Pengertian ini adalah pengertian mu’jizat dari segi istilah
sebagaimana yang diugkapkan Az zarqani,mu’jizat adalah sesuatu yang membuat
manusia tidak mampu baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama,untuk
mendatangkan yang seperti itu,dan pengertian mu’jizat menurut Dr.Tantowi ialah
ilmu yang membahas tentang keunggulan Al-Qur’an dan menyikap ilmu yang ada di
dalamya yang dapat diungkap oleh ilmu pengetahuan di era modern.
Sedangkan kalimat I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk
idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di
tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun
pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu
hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk
menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama[1]
2.
Sejarah Perkembangan I’jazul Qur’an
Ada
ulama yang berpendapat, orang yang pertama kali menulis I’jazul Quran ialah Abu
Ubaidah (wafat 208 H) dalam kitab Majazul
Quran. Lalu disusul oleh Al-farra (wafat 207 H) yang menulis kitab Ma’anil
Quran. Kemudian disusul Ibnu Quthaibah yang mengarang kitab Ta’wilu
Musykikil Qur’an
Pernyataan
terebut dibantah Abdul Qohir Al-Jurjany dalam kitabnya Dalailul I’jaz, bahwa
semua kitab tersebut di atas bukan ilmu I’jazul Qur’an, melainkan sesuai dengan
nama judul-judulnya itu.
Menurut
Dr. Subhi Ash-sholeh dalam kitabnya Mabahis fi Ulumil Qur’an, bahwa orang yang
pertama kali membicarakan ijazul Qur’an adalah imam Al-jahidh (wafat 255 H),
ditulis dalam kitab Nuzhumul Qur’an, hal ini seperti diisyaratkan dlam
kitabnya yang lain, Al Hayyam. Lalu disusul muhammad bin Zaid Al-wasithy (wafat
306 H) dalam kitab I’jazul Qur’an yang banyak mengutip isi kitab Al-jahidh
tersebut di atas. Kmudian dilanjutkan Imam Arrumany (wafat 384 H). Dalam kitab
Al-i’jaz yang isinya mengupas segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an. Lalu disusul
oleh Al-Qadhy Abu bakar Al-baqillany (wafat 403 H) dalam kitab I’jazul Qur’an ,
yang isinya mengupas segi-segi kebhalagahan Alquran, di samping segi-segi
kemukjizatanya. Kitab ini sangat populer. Kemudian disusul Abdul Qohir
Al-jurjany (wafat 471 H) dalam kitab Dala’alul i’jaz dan Asrarul
Balaghah.
Para
pujangga modern seperti Musthofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis tentang ilmu ini
dalam kitab Tarikhul Adabil Arabi dan prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-tashwirul
fanni fil qur’an dan At-ta’birul fanni fil Qur’an[2]
3.
Tujuan dan Fungsi I’jazul Qur’an
Tujuan ijazul qur’an
a. membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW yang
membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi atau Rasul
Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat
manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada
mereka yang ingkar
b. membuktikan bahwa kitab Al-Qur’an adalah
benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan
Nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya Al-Qur’an itu buat Nabi Muhammad yang
seorang ummi (tidak pandai menulis dan membaca), tentu pujangga-pujangga Arab
yang profesional,di mana mereka tidak hanya pandai menulis danmembaca tetapi
juga ahli dalamsastra, gramatikal bahasa arab, dan balaghahnya akan bisa
membuat seperti Al-Qur’an,sehingga jelaslah bahwa Al-Qur’an itu bukan buatan
manusia
c. menunjukkan kelemahan mutu sastra dan
balaghah bahasan manusia,karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni
bahasa Arab tidak ada yang mempu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti
Al-Qur’an,yang telah ditantangkan kepada mereka dalamberbagai tingkat dan
bagian Al-Qur’an
d. menunjukkan kelemahan daya upaya dan
rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya[3]
Fungsi ijazul Qur’an
Al-Qur'an adalah
wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran sebagai:
1.
Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw
2.
Pedoman hidup bagi setiap Muslim
3.
Korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya
.
Al
Quran tidak diragukan lagi sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Di
dalamnya terdapat ayat-ayat yang mengajak pada kebajikan dan kebenaran, menuju
hidup yang lebih baik. Tidak hanya berisi tata cara berinteraksi dengan Sang
Pencipta, melainkan juga etika bermu’amalah dengan sesama manusia, maupun
dengan makhluk lainnya.. Ada kalanya penyebutan di Al Quran secara global saja,
dan Hadits
Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai penjelasnya.
Karena
diturunkan terakhir atau pamungkas, maka Al Quran berfungsi sebagai korektor
dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya. Sementara sebagai
mu’jizat Rasulullah Muhammad SAW, Al Quran sudah tidak ada tandingannya lagi,
bahkan jika seluruh makhluk bersekutu untuk membuat sebuah surat yang sama
dengan al Quran[4]
4.
Macam-macam
I’jazul Qur’an
Orang
yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa al-Qur’an
merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama
maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan
macam-macam I’jazil Qur’an ini-pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada
beberapa poin I’jazul Qur’an, yaitu seperti berikut ini :
a.
I’jazul
Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an adalah suatu
kitab yang sangat piawai dalam ilmu Balaghah. Sebab setiap kalimat yang ada
dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat tersebut.
b.
I’jazut
Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-ajarannya
yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara pensyariatannya yang
simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
c.
I’jazul
Ilmi yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah ayat-ayat tentang
ilmu dalam Al-quran mencapai 750 ayat yang mencakup berbagai cabang ilmu
pengetahuan
d.
I’jaz di
bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib di sini ada 4 yaitu:
·
Ghaib
berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tetang waktu terdahulu.
·
Ghaib
tetang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat atau diketahui
oleh manusia.
·
Ghaib
tetang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui kebenarannya ribuan tahun
setelah Al-Qur’an diturunkan.
·
Ghaib
tetang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum muslim sepeninggal
Rasulullah SAW.
e.
I’jaz
dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini mesti mengalami
perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia usang, tetapi
Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an tidak pernah usang.
f.
I’jazul
Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an. I’jaz ini baru
ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada lima waktu., ternyata ketika di teliti
kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan sholat wajib, di
jumpai bilangannya ada lima kalimat dalam al-Qur’an. Kemudian Sholat lima waktu
ini ada 17 rekaat, Abu Zahra meneliti kalimat fardhu ini di dalam Al-Qur’an,
dan semua kalimat fardhu dengan berbagai derajatnya berjumlah 17 kalimat. Lalu
kalimat qasr (memendekkan bilangan rekaat dalam sholat ketika dalam
perjalanan), di sebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 11 kali, ternyata ketika
dihitung jumlah rekaat dalam sholat qasr sehari semalam, juga 11 rekaat, yaitu,
Zuhur 2, Ashar2, Magrib 3, Isya’ 2, dan Subuh2. Kalimat tawaf, tercatat dalam
Al-Qur’an ada tujuh kalimat. Itu adalah sebagian dari mukjizat bilangan dala
Al-Qur’an.[5]
5.
Segi-segi I’jazul Qur’an dan Fungsinya
Untuk menentukan segi-segi I’jazul Qur’an, para ulama
berbeda pendapat antara lain:
a.
Syekh Abu Bakar Al-Baqillany, dalam kitab I’jazil Qur’an mengatakan
Al-Qur’an menjadi mukjizat itu karena 3 kemukjizatan,yaitu
1)
Di dalam Al-Quran itu ada cerita mengenai hal-hal ghaib
2)
Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat terdahulu beserta para
Nabinya,padahal Rasulullah SAW adalah seorang ummi
3)
Di dalam Al-Quran terdapat susunan indah yang terdiri dari 10 segi:
Ijaz, tasybih, isti’arah, talaum, jawashil, tajamus, tasyrif, tadhim,
mubalaghah, dan husnul bayan.
b.
Al-Qadhi Iyad Al-Basty dalam buku asy-syifa’u bi ta’rifi huquqil
musthafa,mengatakan segi-segi kemukjizatan Al-Quran itu ada 4,yaitu:
1)
Susunannya yang indah
2)
Uslubnya yang lain dari pada yang lain
3)
Adanya berita ghaib yang belum terjadi,tetapi betul-betul terjadi
4)
Adanya berita ghaib masa lalu dan syariat tedahulu yang jelas dan
benar
c.
Imam Al-Qurthuby dalam tafsir al-jami’u ahkamil quran mengatakan segi-segi
kemukjizatan yaitu:
1)
Susunanya yang indah
2)
Uslubnya berbeda dengan seluruh uslub bahas Arab
3)
Isi aturan halal haram
4)
Pengaturan bahasa yang utuh-bulat
5)
Adanya berita mengenai peristiwa kejadian-kejadian dunia yang belum
terdengar[6]
Ada juga yang menyebutkan
segi-segi i’jazul Qur’an yaitu :
Gaya bahasa
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang arab pada saat itu merasa kagum
dan terpesona. Al-Qur’an secara tegas menetang. Semua sastrawan para orator
arab untuk menandingi ketinggian Al-Qur’an
baik bahasa maupun susunanya. Setiap kali mereka mencoba menandingi,
mereka mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mendapat cemohan dari
masyarakat.
Diantara pendusta dan musyrik arab pada saat itu berusaha untuk
menandingi ialah Musailimah Kadzdzab dan tokoh-tokoh masyarakat arab lain pada
waktu itu yang ingin menandingi kalam Allah itu, namun selalu mengalami
kegagalan.
Hukum Illahi
yang Sempurna
Al-Qur’an
pokok aqidah , norma-norma keutamaan, sopan santun,undang-undan, ekonomi,
politik, sosial dan kemasyarakatan,serta hukum-hukum ibadah.apabila kita
memperhatikan pokok-pokok ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa islam
telah memperluasnya dan menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah
amaliah, seperti zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliah
sekaligus ibadah badaniah, seperti berjuang di jalan Allah.
Tentang
aqidah Al-Qur’an mengajak umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi yakni
beriman kepada Allah yang maha agung, menyatakan adanya nabi dan rasul serta
mempercayai kitab samawi.
Dalam
bidang undang-undang, Al-Qur’an telah menetapkan kaidah-kaidah mengenai
perdata,pidana,politik, dan ekonomi. Adapun mengenai hubungan internasional,
Al-Qur’an telah menetapkan dasar-dasar yang paling sempurna dan adil, baik
dalam keadaan damai maupun terang.[7]
Berisi beberapa
ilmu pengetahuan
Dalam
Al-Quran banyak berisi benih dari cabang-cabang ilmu pengetahuan, Al-Quran itu
seolah-olah bagaikan gudang yang penuh berbagai pengetahuan dalam berbagai segi
kehidupan manusia
Disamping itu, di dalamnya juga penuh bibit ilmu dan acuan di
bidang syariat,muamalah,jinayah,dan sebagainya.
6.
Pendapat para ulama tentang kemukjizatan Al-Qur’an
a.
Az-Zarksy
Kemukjizatan
Al-Quran disepakati seluruh ulama, perbedaanya hanya terletak pada bentuk dari
mukjizat Al-Quran itu seperti susunan bahasanya,berita ghaib,kisah-kisah masa
lampau,isi hatiorang,maknanya yang dalam,puncak kefasihan, memiliki balaghah
yang tidak seorang Arab pun mampu menyamainya.keseluruhan kelebihan itulah yang
menjadikan Al-Quran itu sebagai mukjizat
b.
Az-Zarqani
Kemukjizatan
Al-Quran terletak pada bahasanya,keutuhan susunannya, sehingga setiap surat
meskipun ayat-ayatnya turun secara berangsur-angsur atau sekaligus terasa kokoh
ikatannya,berisi ilmu pengetahuan, memenuhi kebutuhan manusia seperti perbaikan
aqidah,akhlaq,ibadah.peran wanita,politik, ekonomi,dan sebagainya. Sikapnya
terhadap ayat qauniyah bisa berupa dorongan untuk bisa menimbulkan kesadaran
keagungan Allah,pemberitaan yang ghaib
c.
Subhi ash-Shalih
Al-Quran berisi
ushlub yang serasi, kaya dengan irama dan alunan musik[8]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ijazul Qur’an ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam
pengakuannya sebagai seorang Rasul, dengan menampakkan kelemahan orang Arab
untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa
yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.
Dan Al-Qur’an al-Karim digunakan Nabi untuk menantang
orang-orang Arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya, padahal mereka
sedemikian tinggi tingkat fasahah dan balaghahnya. Hal ini tiada lain karena
Al-Qur’an adalah mukjizat.
Mukjizat
adalah suatu hal yang luar biasa yang dianugrahkan oleh Allah kepada Nabi/
Rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian atau kerasulannya.
I’jazul Qur’an mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW
2. Untuk membuktikan bahwa kitab suci Al-Qu’an benar-banar wahyu dari
Allah.
3. Untuk menunjukkan balaghah bahasa manusia.
4.
Untuk menunjukkan kelemaan daya upaya dan rekayasa manusia
Al-Qur'an
adalah wahyu Allah SWT (QS: Al A’raaf:2) yang memiliki fungsi dan peran
sebagai:
1. Mu'jizat bagi Rasulullah Muhammad saw
2. Pedoman hidup bagi setiap Muslim
3. Korektor dan penyempurna terhadap
kitab-kitab Allah yang sebelumnya
Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan nabi-nabi yang lain ada
dua jenis, yaitu Hissi dan Maknawi.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang kami uraikan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak kesalahan dalam penulisan dan pemaparan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan menambah keyakinan kita
kepada Allah SWT.
DAFTAR PUTAKA
Buchori, Didin
Saefuddin, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an (Bogor:
Granada
Sarana Pustaka, 2005),
Djalal, Abdul, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2012)
Suhadi,
Ulumul Qur’an, (Kudus: Nora Media Enterprise,2011)
[3] Ibid, hlm. 270
[4] http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-ijazul-quran.html diunduh hari selasa jam 19:41 wib
[7] Suhadi, Op.cit,
hlm. 263-265
[8] Didin Saefuddin Buchori, Pedoman Memahami Kandungan Al-Qur’an
(Bogor: Granada Sarana Pustaka, 2005), hlm. 105-106
No comments:
Post a Comment