TUGAS MANDIRI
MAKALAH ULUM AL-QUR’AN
ILMU AMTSALIL QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah ‘Ulum Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Shobirin, M.Ag
Disusun Oleh :
Eva
Zuliana : 1420210068
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARI’AH
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna yang
mengandung semua hal dalam kehidupan manusia, baik kehidupan dunia yang berupa
tuntunan ibadah, pergaulan dalam keluarga dan masyarakat, cerita-cerita umat
terdahulu, maupun kehidupah akhirat berupa hari kiamat, surga, neraka dan
lainnya. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menceritakan hal-hal
yang samar dan abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya mengandalkan
akalnya saja. Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut diperumpamakan dengan
hal-hal yang konkret agar manusia mampu memahaminya.
Untuk memahami itu semua maka ulama’ tafsir
menganggap perlu adanya ilmu yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam
al-Qur’an agar manusia mampu mengambil pelajaran dengan perumpamaan-perumpamaan
tersebut. Karena itulah penulis mencoba menjelaskan tentang ilmu tersebut,
yaitu Ilmu
Amtsal al-Qur’an.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian Amtsal Al-Qur’an?
2.
Bagaimana sejarah terjadinya
Amstsal Al-Qur’an?
3.
Apa saja macam-macam Amtsal
Al-Qur’an?
4.
Apa saja sighat-sighat Amtsal
Al-Qur’an?
5.
Apa fungsi mempelajari Amtsal
Al-Qur’an?
6.
Bagimana pendapat para ulama
tentang Amtsal Al-Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Amtsal
Al-Qur’an
Amtsal adalah
bentuk jamak dari masal. Kata masal,
misl dan masil adalah sama dengan syabah, syibh dan
syabih, baik lafaz maupun maknanya.[1]
Amsal menurut pengertian istilah (terminologi) dirumuskan oleh para ulama yaitu:
1. Menurut Rasyid Ridha
Amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan menggerakkan hati
nurani. Bila didengar terus, pengaruhnya akan menyentuh lubuk hati yang paling
dalam.
2. Menurut Ibn Al-Qayyim
Mendefinisikan amtsal
Qur’an dengan ”menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal
hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (ma’qul) dengan sesuatu yang
konkret, atau salah satu dari keduanya dengan yang lainnya.”
3. Menurut Muhammad Bakar Isma’il
Amtsal Al-Qur’an adalah mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, baik
dengan jalan isti’arah, kinayah, atau tasybih.
B.
Sejarah
Perkembangan Amtsal Al-Qur’an
Orang yang kali pertama mengarang ilmu amtsalil Qur’an ialah Syekh Abdur Rahman Muhammad bin Husein An-Naisaburi
(wafat 406 H) dan dilanjutkan oleh Imam Abdul Hasan Ali bin Muhammad Al-Mawardi
(wafat 450 H). Kemudian dilanjutkan Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bashrin
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 754 H).
C.
Macam-Macam Amtsal
Al-Qur’an
Amtsal didalam Al-Qur’an ada tiga macam yaitu berikut ini.
1. Amtsal
Musharrahah
Yang dimaksudkan dengan amsal musharrahah adalah amsal yang jelas,
yakni yang jelas menggunakan kata-kata perumpamaan atau kata yang menunjukkan
penyerupaan (tasybih),[2]
contohnya:
أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا ۚ
وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ
زَبَدٌ مِثْلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ۚ فَأَمَّا
الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي
الْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَال
Artinya:
“Allah telah menurunkan air (hujan) dari
langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu
membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur
dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti
buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang
bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya;
adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS. Ar-Ra’d : 17)
Wahyu yang
diturunkan untuk menghidupkan hati diumpamakan dengan air yang turun untuk
menghidupkan bumi. Hati diumpamakan sebagai bumi, sedangkan kehidupan
diumpamakan sebagai tumbuh-tumbuhan di bumi. Air yang mengalir di lembah-lembah
selalu menimbulkan buih. Begitulah petunjukan dan cahaya apabila melewati hati
yang dicemari oleh syahwat. Inilah perumpamaan air. Adapun perumpamaan api
terlihat pada wa mimma yuqidun. Apabila logam dipanaskan, kulitnya akan
terkelupas sehingga terlihatlah permata yang diakibatkan proses pemanasan.
Demikian pulalah, hati seorang mukmin yang akan membuang jauh-jauh dorongan
syahwat.[3]
2. Amtsal Kaminah
Yang dimaksud dengan amtsal kaminah adalah amtsal yang tidak
menyebutkan dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan,tetapi kalimat
yang menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan reaksinya dan
mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contoh amtsal kaminah diantaranya:
Ayat-ayat yang
senada dengan perkataan: yang artinya sebaik-baik urusan adalah pertengahannya.
a)
Firman Allah mengenai sapi betina:
“Sapi betina
yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan diantara itu…” (QS Al-Baqarah:68)
b)
Firmannya tentang nafkah:
“Dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula merendahkannya, dan
carilah jalan tengah diantara kedua itu..” (QS Al-Isra’:110)
c)
Firmannya mengenai infaq:
“Dan janganlah
kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu jangan (pula) terlalu
mengulurkannya..” (QS Al-Isra’:29)
3.
Amtsal
Mursalah
Yang dimaksud amtsal
mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih
secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai masal.[4]
Contoh amtsal
mursalah diantaranya:
a)
“Sekarang ini jelaslah kebenaran
itu.” (QS Yusuf:51)
b)
“Tidak ada yang akan menyatakan
terjadinya hari itu selain dari Allah.”
(QS An-Najm:58)
c)
“Telah diputuskan perkara yang kamu
berdua menanyakannya (kepadaku).”
(QS Yusuf:41)
d)
“Dan rencana yang jahat itu tidak
akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (QS Fatir:43)
e)
“Kamu kira mereka itu bersatu
sedang hati mereka terpecah belah.” (QS Al-Hasyr:14)
D.
Shighot
Amsalil Qur’an
Sighat Amtsalil Qur’an terdiri dari beberapa bentuk :
a.
Sighat tasybih
yang jelas (tasybih ash-sharih),
yaitu sighat atau bentuk
perumpamaan yang jelas, didalamnay terungkap kata-kata mastsal (perumpamaan).
Contohnya seperti ayat 24 surah Yunus : Artinya
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan
duniawi itu adalah seperti air (hujan) yang kami turunkan dari langit.”
Dalam ayat tersebut jelas tampak
adanya lafal al-matsal yang berarti perumpamaan.
b.
Sighat tasybih
yang terselubung (tasybih adh-dhimni),
yaitu sighat atau bentuk
perumpamaan yang terselubung atau tersembunyi, di dalam perumpamaan itu tidak
terdapat kaa al-amtsal, tetapi perumpamaan itu diketahui dari segi artinya.
Contoh QS. Al Hujarat ayat 12 yang
berarti :
“Dan janganlah sebagian dari kalian menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kalian memakan daging
saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.”
Dalam ayat tersebut tidak terdapat
kata-kata al-matsal (perumpamaan), tetapi arti itu jelas menerangkan perumpaman
, yaitu mengumpamamakan menggunjing orang lain yang disamakan dengan makan
daging bangkai teman sendiri.
c.
Sighat majaz
mursal,
yaitu sighat dengan bentuk
perumpamaan yang bebas, tidak terikat dengan asal ceritanya. Contohya seperti
dalam ayat 73 Surat Al_hajj yang artinya
“Hai manusia, telah dibuat
perumpamaan maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang
kalian seru selain Allah sekali – kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun,
walaupun mereka bersatu untuk menciptakanya. Dan jika lalat-lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.
Amat lemahnya yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah .”
d.
Sighat majaz
Murakkab,
yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan
ganda yang segi persamaanya diambil dari dua hal yang berkaitan, dimana
kaitanya adalah perserupamaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan
sehari-hari yang berasal dari isti’arah tamtsiliyah. Contohnya seperti melihat
orang yang ragu-ragu akan pergi atau tidak, maka diucapkan saya lihat kamu itu
maju mundur saja
Dalam al-qur’an contohnya seperti
dalam QS Al – jum’at ayat 5 :
“seperti keledai yang membawa buku
tebal-tebal” disini keadaan keledai yang tidak bisa memanfaatkan buku dengan
baik, padahal dia yang membawa buku yang tebal-tebal itu.
e.
Sighat
isyti’arah tamtsisiliyyah
dengan bentuk
perumpamaan sampiran atau lirik bentuk ini hamper sama dengan majas murokkab,
karena memang merupakan asalnya. Contohnya seperti sebelum memanah harus
dipenuhi tempat anak panahnya. Contohnya dalam al-qur’an seperti daam ayat 24
QS Yunus yang artinya “Seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin”.
Faedah-Faedah
Amtsal Al-Qur’an yaitu:
a.
Pengungkapan pengertian abstrak
dengan bentuk konkret yang dapat ditangkap indera itu mendorong akal manusia
dapat mengerti ajaran-ajaran Al-Qur’an. Contohnya seperti dalam ayat 264 surah
Al-Baqarah yang menggambarkan batalnya pahala sedekah yang diserupakan dengan
hilangnya debu di atas batu akibat disiram air hujan deras.
b.
Matsalil Qur’an dapat mengungkapkan
kenyataan dan bisa mengkonkretkan hal yang abstrak. Contohnya seperti dalam
ayat 275 surah Al-Baqarah yang mengumpamakan orang-orang makan riba yang ditipu
oleh hawa nafsunya, itu diserupakan dengan orang yang sempoyongan karena
kesurupan setan.
c.
Matsalil Qur’an dapat mengumpulkan
makna indah yang menarik dalam ungkapan yang singkat padat. Contohnya seperti
dalam ayat 53 surah Al-Mu’minin : “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa
yang ada pada sisi mereka”.
d.
Mendorong orang giat beramal
melakukan hal-hal yang dijadikan perumpamaan yang menarik dalam Al-Qur’an.
Contohnya seperti dalam ayat 261 surah Al-Baqarah, yang bisa mendorong orang
giat bersedekah atau memberi nafkah.
e.
Menghindarkan orang dari perbuatan
tercela yang dijadikan perumpamaan dalam Al-Qur’an, setelah dipahami kejelekan
perbuatan tersebut. Contohnya ayat 12 surah Al-Hujarat, yang bisa menghindarkan
orang dari menggunjing orang lain. “ Dan janganlah sebagian kalian menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya.
f.
Memberikan pujian kepada pelaku,
seperti disebutkan dalam firman Allah pada surat Al-Fath (48) ayat 29
“Demikianlah perumpamaan (masal)
mereka dalam taurat dan perumpamaan (masal) mereke dalam injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat
lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin).” (QS Al-Fath:29).
g.
Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa,
lebih efektif dalam memberikan nasihat,lebih kuat dalam memberikan peringatan,
dan lebih dapat memuaskan hati. Allah banyak menyebut amtsal di dalam Al-Qur’an
untuk peringatan dan pelajaran. Ia berfirman:
“Dan sungguh kami telah membuat
bagi manusia di dalam Qur’an ini setiap macam perumpamaan (masal) supaya mereka
mendapat pelajaran.” (QS Az-Zumar:27)
“Dan perumpaman-perumpaman (amtsal)
itu kami buat untuk manusia dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang
yang berilmu.” (QS Al-Ankabut:43)
f.
Fungsi Amsalil
Qur’an
Dari berbagai
faedah dan ayat-ayat amtsal Al-Qur’an maka dapat dikatakan bahwa tujuan dari
amtsal adalah :
a.
Agar manusia menjadikannya sebagai
pelajaran dan bahan renungan dalam arti contoh yang baik.
b.
Untuk dijadikan sebagai teladan
yang baik dan perumpamaan yang jelek sedapat mungkin dihindari.
c.
Agar manusia menjadikannya sebagai
pelajaran dan bahan renungan sehingga mereka terbimbing ke jalan yang benar
demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
g.
Pandangan Para
Ulama
Di dalam
Amtsalil Qur’an terdapat beberapa pendapat para ulama di antaranya[5]:
a.
Menurut ulama ahli ‘Adab, amtsal
adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan
sesuatu yang dituju.
b.
Menurut ulama ahli Bayan, amtsal
adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan,
yang dalam ilmu balaghoh disebut tasyabih.
c.
Menurut ulama ahli tafsir adalah
menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan
menarik yang mengena dalam jiwa.
Dan khusus
mengenai amtsal mursalah, para ulama berbeda pendapat dalam menanggapinya.[6]
a.
Sebagian para ulama menganggap
amtsal mursalah telah keluar dari etika al-qur’an. Menurut Ar-Razi ada sebagian
orang-orang yang menjadikan ayat lakum dinukum waliyadin sebagai perumpamaan
ketika mereka lalai dan tak mau menaati perintah Allah. Bahwa hal tersebut
tidak boleh dilakukan sebab Allah tidak menurunkan ayat ini untuk dijadikan
perumpamaan tetapi untuk diteliti, direnungkan dan diamalkan.
b.
Sebagian ulama lain beranggapaan
bahwa mempergunakan amtsal mursalah itu boleh saja karena amtsal, termasuk
amtsal mursalah lebih berkesan dan dapat mempengaruhi jiwa manusia.
BAB III
SIMPULAN
Amtsal adalah bentuk jamak dari masal. Kata masal, misl
dan masil adalah sama dengan syabah, syibh dan syabih,
baik lafaz maupun maknanya.
Orang yang kali pertama mengarang ilmu amtsalil Qur’an ialah Syekh Abdur Rahman Muhammad bin Husein An-Naisaburi
(wafat 406 H) dan dilanjutkan oleh Imam Abdul Hasan Ali bin Muhammad Al-Mawardi
(wafat 450 H). Kemudian dilanjutkan Imam Syamsuddin Muhammad bin Abi Bashrin
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah (wafat 754 H).
Ada beberapa Macam-Macam Amtsal Al-Qur’an
yaitu amtsal musharrahah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
Shighot shighot amtsal Al-Qur’an yaitu Sighat
tasybih yang jelas (tasybih ash-sharih), Sighat tasybih yang terselubung
(tasybih adh-dhimni), Sighat majaz mursal, Sighat majaz Murakkab, dan Sighat
isyti’arah tamtsisiliyyah.
Faedah Faedah amtsal Al-Qur’an yaitu
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran
dan bahan renungan dalam arti contoh yang baik.
Untuk dijadikan sebagai teladan yang baik dan
perumpamaan yang jelek sedapat mungkin dihindari.
Agar manusia menjadikannya sebagai pelajaran
dan bahan renungan sehingga mereka terbimbing ke jalan yang benar demi meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Manna’
Al-Qaththan. Pengantar Studi Al-Qur’an, Pustaka Al-Kutsar: Jakarta
Timur, 2006
Anwar, Rosihon. Ilmu Tafsir, Pustaka Setia: Bandung. 2000
Al-Khattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,PustakaLitera
AntarNusa: Jakarta.2001
No comments:
Post a Comment