Wednesday, November 4, 2015

DASAR-DASAR BISNIS : MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Seperti diketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanan organisasi pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan  biaya yang efisien.  Oleh karena itu, manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi  atau operasi.
Melalui kegiatan atau operasi  segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan pengeluaran yang memliki nilai tambah. Produk yang  dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam peyusunan makalah ini penulis memiliki maksud dan tujuan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Bisnis. Sedangan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan tentang manajemen produksi atau operasi kepada para pembaca.

A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, timbulah beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa maksud dari manajemen produksi atau operasi dan apa saja yang termasuk ada didalamnya ?
2.      Bagaimana kegiatan perencanaan dan keputusan operasi ?
3.      Dalam manajemen produksi atau operasi, bagaimana cara memilih lokasi, rancangan dan tata letak operasi ?
4.      Pengawasan produksi yang seperti apakah dalam manajemen produksi atau operasi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan  Sistem Operasi
Operasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengadaan input produksi, melakukan  transformasi atau proses produksi untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa berdasar strategi bisnis serta disesuaikan dengan perubahan lingkungan.[1]
Istilah sistem operasi mengacu pada sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa.[2]
Kegiatan operasi tersebut jika digambarkan: 
 





Prototype
 
 
Rencana produk
 
Riset Pasar
 
 




Kegiatan Operasi dari Input, Transformasi dan Output[3]
Penentuan Lokasi
Lokasi perusahaan diperhitungkan ketika suatu bisnis baru akan membuka usahanya dan atau suatu bisnis yang akan melakukan ekspansi dengan pengembangan internal.
a.    Lokasi Bisnis Manufakturing
Bisnis manufakturing yaitu bisnis yang menghasilkan barang dalam suatu operasinya untuk dijual kepada konsumen. Penentuan lokasinya didasarkan pada biaya angkut bahan baku dan atau barang jadi yang paling murah dibanding alternatif lokasi lainnya.
Modal-modal perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1)   Dasar Perhitungan Kuantitatif
a)    Jika pabriknya tunggal dan pasar sekelompok.
(1) Dengan metode Rate-Volume-Distance
Lokasi perusahaan ditentukan pada daerah yang perhitungan biaya angkut dari tarif, volume dan jarak yang paling rendah.

Cost (C) = ∑ Ri.Vi.Di.
 
Rumus :
n
 
 



       C   =  Biaya angkut
       Ri  =  Tarif biaya angkut
       Vi=  Volume yang diangkut
       Di  =  Jarak angkut
(2) Metode Perbandingan Biaya Produksi
Memilih lokasi perusahaan dapat dilakukan dengan memperhitungkan biaya operasi total antar–alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling rendah.
(3) Weighted score.
Dalam metode ini akan diperbandingkan antar-alter-natif lokasi perusahaan dengan memberikan skor angka untuk masing-masing variabel pada alternatif lokasi. Hal ini akan mengandung subjktivitas yang tinggi.

b)   Jika pabriknya lebih dari satu dan pasarnya juga lebih dari satu kelompok.
Prinsip dalam metode ini  adalah perbandingan biaya angkut barang jadi dari beberapa perusahaan kebeberapa lokasi pasar. Karena kompleknya perhitungan maka dapat digunakan matriks sebagai alat bantunya dan simpulannya akan dipilih lokasi yang biaya angkutnya paling rendah dari alternatif yang lain.[4]
2)   Pendekatan Kualitatif
Lokasi perusahaan ditentukan karena pertimbangan khusus yang didasarkan pada logika atau citra daerah.
Misalnya beberapa hal yang mengenai penentuan lokasi :
a)        Lokasi dekat bahan baku (pabrik, semen, minyak).
Alasannya jika dianalisis hasilnya akan seperti logika tersebut sebab untuk bahan alam yang kandungan semen dan atau minyak akan bercampur dengan tanah atau lumpur sebagai biaya residu yang biaya angkutnya mahal.
b)        Lokasi dekat pasar atau tenaga kerja (elektronik)
Alasannya karena biaya angkut komponen yang masih mengelompok akan lebih murah dibanding biaya angkut barang jadi yang bentuknya sangat membutuhkan tempat.
c)        Lokasi pada pertimbangan historis/citra (rokok)
Alasannya agar tercipta image dari masyarakat bahwa produk tersebut dibuat di daerah di mana tenaga kerja mampu membuat produk yang berkualitas. [5]
b.      Lokasi Bisnis Jasa
Bisnis jasa yang didatangi konsumen prinsip lokasinya adalah strategis, karena tidak ada biaya angkut, sehingga akan memudahkan konsumen untuk mencari, mendatanginya. Bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti cleaning service atau lainnya, lokasi tidak harus strategis tetapi perlu dikomunikasikan kepada konsumen mengenai alamat atau sarana komunikasinya.[6]
Penentuan Standar
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
1.      Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak lanjut.
2.      Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode waktu tertentu.
3.      Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal.
4.      Standar Produktivitas
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.[7]
Melakukan Perencanaan Jumlah Produksi
a.    Perhitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan pada forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik (trend linear atau trend nonlinear) dan metode pendapat (jugdement).
Rumus :
Forecast produksi = Forecast penjualan + Persediaan akhir – Persediaan awal
b.    Dari Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (total cost) sama dengan total pendapatan (total revenue).
Jumlah produk dibuat harus lebih besar dari unit terjual pada BEP.



Rumus BEP linear dalam satuan unit barang (Q) sebagai berikut[8] :
TR = TC
Q.P/u = FC + VC/u.Q
Q (P/u – VC/u) = FC
Maka,   (Q)BEP = FC
             P/u – VC/u

TR     = Total Revenue                     P/u      = Price per unit
TC = Total Cost                              VC/u = Variable Cost per unit
VC    = Variable Cost                      Q        = Quantity
FC     = Fixed Cost
Pengelolaan Kegiatan Operasi
1.    Pengaturan Bahan Baku
Dilakukan dengan mengefisiensikan biaya pemesanan dan penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efisiensi biaya penyimpanan ekstra (extra carrying cost) dan pengganti bahan baku (stock out cost) dipergunakan metode ROP ( Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu :
1.    Bahan baku selalu tersedia pada leveransir
2.    Pola produksi yang stabil dalam perusahaan
3.    Tarif biaya pesan dan simpan
4.    Bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan
5.    Perusahaan memiliki gudang.
Perhitungan jumlah bahan baku yang harus dibeli agar biaya yang dikeluarkan efisiensi dicari dengan rumus EOQ sebagai berikut :
Rumus EOQ
Keterangan :
R : kebutuhan bahan baku selama satu periode perhitungan
O : biaya pesan setiap kali
C : biaya simpan dalam gudang persatuan bahan baku
Jika asumsi tersebut tidak dipenuhi secara keseluruhan maka rumus EOQ tersebut tidak berlaku.[9]

2.      Pengaturan Proses Produksi atau Operasi
a.    Proses  produksi diatur, sesuai dengan keinginan dan keadaan perusahaan.
1.) Proses produksi arus ada dua jenis :
a.)  Proses produksi terus menerus
Proses produksi yang dilakukan terus menerus sejumlah tertentu kemudian disimpan dalam gudang , disalurkan ke penyalur dan dijual ke konsumen.
b.) Proses produksi terputus-putus
Prose produksi yang dilakukan hanya dalam waktu-waktu tertentu saja pada saat harus diproduksi.
2.) Proses produksi pelayanan
a.)  Produksi dengan standar
proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut didesain dari informasi konsumen. Konsumen membeli sebagaimana barang yang distandardisasi tersebut.
b.) Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsumen.
b.    Sifat atau Teknis Produksi
Teknis produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1)   Proses Ekstraktif
Merupakan proses produksi yang hanya mengambil dari alam dan sudah menjadi produk akhir, misal emas, batu bara, dan sebagainya.
2)   Proses Analitis
Merupakan kegiatan produksi yang memisah-misahkan bahan alam menjadi produk akhir, misal minyak, semen, dan sebagainya.

3)   Proses Sintetis
Merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan kemudian diolah menjadi produk akhir, misal makanan, minuman, obat-obatan dan sebagainya.
4)   Proses Pengubahan
Yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan menjadi produk akhir misalnya mebelair, elektronik dan sebagainya.[10]
Pengawasan Kegiatan Produksi
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Jika itu dilaksanakan semuanya maka disebut pengawasan terpadu sehingga menjamin produk akhir akan memenuhi standar yang diinginkan oleh perusahaan sebagaimana yang diminta konsumen.
1.        Hal-hal yang Diawasi
a.    Pada kegiatan proses produksi atau operasi
b.    Pada kualitas produk atau jasa yang dihasilkan
c.    Pada biaya produksi atau operasi yang dikeluarkan
d.   Pada tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi
2.        Waktu Pengawasan
a.    Pada saat proses menentukan desain atau rancangan produk
b.    Pada saat pelaksanaan proses produksi
c.    Pada aktivitas monitoringnya
d.   Pada akhir proses produksi
3.        Cara Pengawasan
1.    Pengawasan terhadap Produk
a.    Dengan sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar standar Industri (misal SII), berdasar standar Asosiasi dan sebagainya.

b.    Dengan Chart untuk produk yang rusak (P. Chart)
Menurut cara ini, maka selalu dimonitor produk yang rusak atau cacat dalam proses produksi. Jika barang yang rusak berada dalam batas interval tersebut berarti kualitas masih standar dan jika melebihi batas atas berarti kualitas proses produksi di bawah standar.
Jika digambarkan:
  Barang rusak
 


Batas atas
 
    

Rerata
 
    
Batas bawah
 
    
 


0
 
Waktu
 
                                                                            
     P. Chart            
c.    Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur kimiawinya yang dikandung. Apakah barang yang dihasilkan di atas atau di bawah standar yang ditetapkan.
d.   Penilaian dari pendapat konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.      Pengawasan terhadap Proses Produksi
a.    Dengan penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM)
Gugus Kendali Mutu adalah model pengawasan proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari 3 sampai 8 orang yang pekerjaannya sejenis, secara rutin dan dengan kesadaran sendiri selalu mengawasi pekerjaannya dan jika terdapat permasalahan dalam pekerjaannya kemudian dicari penyelesainnya saat itu juga.


b.    Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan pada perusahaan yang memenuhi standar organisasi ISO pada perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya. Jadi ada audit aktivitas dai internal maupun eksternal.
3.      Pengawasan terhadap Tenaga Kerja
a.    Dengan standar produktivitas
Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja dengan standar yang ditetapkan sebelumnya.
b.    Waskat yaitu pengawasan terhadap bawahannya langsung dan wasnal yaitu pengawasan yang ditugaskan pada unit tertentu
4.      Pengawasan terhadap Biaya Produksi
Dengan Management Qontrol  Systems atau Sistem Pengendalian Manajemen. Caranya dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standar yang lain dengan realita pembelanjaan di bagian produksi.[11]
Standar Produktivitas (Productivity)
1.        Tantangan Penciptaan Productivity
a.    Pertumbuhan perusahaan menjadi bisnis Internasional, amat sulit untuk dapat menciptakan tingkat produktivitas standar sesuai dengan pesaing
b.    Pada perusahaan domestic amat berat untuk dapat menciptakan domistic productivity
2.       
Total Factor Productivity :                            Output
                            Labor+Capital+Material+Energy input+Business service

 
Ukuran Productivity[12]
 




                                                                                                                                             
                                             
B.     Kegiatan Perencanaan dan Keputusan Operasi

Perencanaan Produksi
Proses produksi akan menghasilkan produk. Pengusaha harus memikirkan tentang mutu produk yang akan diproduksikannya. Mutu suatu produk akan tergantung dari berbagai aspek terutama desainnya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa  produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya.
Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1.      Atribut produk
Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan teknis dari produk tersebut misalnya keawetannya sepeda motor, tidak lunturnya suatu bolpoin, halusnya karpet, nikmatnya rasa makanan, indahnya taman rekreasi dan sebagainya. Aspek ini merupakan aspek yang kasat mata atau dapat dilihat dengan mata,  telinga,  lidah, maupun kulit kita. Aspek ini sering juga disebut sebagai tangible aspec.
2.      Posisi produk
Posisi produk merupakan suatu pandangan konsumen terhadap posisi dari berbagai produk yang ditawarkan oleh para businessman padanya. Ada suatu produk tertentu yang berkenan dihati para konsumen dan ada pula produk lain yang tidak berkurang berkenan dihatinya. Ada bank yang mempermudah dan ada pula bank yang menjengkelkannya karena pelayanan yang sangat lamban dan sangat tidak praktis sehingga menyulitkan nasabahnya padahal dia itu justru akan menyetorkan kepada bank tersebut.
3.      Siklus kehidupan produk
Setiap produk akan selalu memiliki jangkauan masa hidup yang berbeda-beda. Ada produk yang memiliki masa hidup yang panjang ada pula yang memiliki masa hidup yang sangat pendek. Pada umumnya produk-produk yang bersifat modis akan memiliki masa hidup yang pendek. Produk macam ini akan sangat cepat menjadi tidak disenangi konsumen karena sudah akan digeser oleh mode yang baru. Masa hidup suatu produk mulai dari saat dikeluarkan oleh perusahaan ke masyarakat luas sampai dengan menjadi tidak disenanginya produk tersebut    
Siklus Kehidupan Produk
 





4.      Portofolio produk
Prtofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya pada masyarakat luas. Dengan demikian maka perusahaan itu memeliki sekumpulan produk yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirkannya.[13]
Keputusan Operasi
1.        Keputusan Berkaitan dengan Proses
Keputusan mengenai proses, berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk memproduksi barang atau jasa. Juga menyangkut tipe peralatan dan teknologi, arus proses, penyusunan fasilitas, dan aspek-aspek lain yang menyangkut peralatan secara fisik atau fasilitas jasa. Keputusan mengenai hal ini harus benar-benar diperhitungkan secara matang karena pada umumnya akan terus dipakai dalam jangka waktu yang panjang dan tidak mudah diubah-ubah, terlebih bila menyangkut investasi yang cukup besar.
2.        Keputusan Berkaitan dengan Kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat di tempat yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula. Perencanaan kapasitas tidak hanya menyangkut besarnya fasilitas, tapi juga menyangkut jumlah orang yang dibutuhkan dalam pengoperasiaannya.
3.        Keputusan Berkaitan dengan Sediaan
Keputusan berkaitan dengan sediaan ini mencakup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan kapan dipesan. Sistem pengendalian sediaan dipakai untuk mengatur bahan-bahan mulai dari pembeliannya sebagai bahan mentah, proses pembuatannya, sampai menjadi barang jadi. Manajer sediaan memutuskan berapa banyak barang yang akan disimpan sebagai sediaan, di mana penyimpanannya, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan sediaan. Mereka mengelola arus barang dalam perusahaan.
4.        Keputusan Berkaitan dengan Tenaga Kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencakup bagaimana rekrutmen dilakukan, proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi, dan PHK. Pengelolaan tenaga kerja agar bisa bekerja secara produktif, tapi tetap manusiawi adalah kunci keberhasilan dari bagian operasi.
5.        Keputusan Berkaitan dengan Mutu
Salah satu fungsi terpenting dari bagian operasi adalah bertanggungjawab atas mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Karena akan mempengaruhi organisasi secara luas, keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk ini harus selalu menjadi orientasi bersama dalam setiap proses operasi: penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih, dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.[14]
Tipe Kebijakan
Bidang Kebijakan
Pilihan Strategis
Proses
Rentang Proses
Otomatisasia



Alur Proses

Membuat atau membeli
Dibuat dengan tangan atau mesin
Otomatisasi fleksibel atau yang kaku
Proyek, kelompok, lini, atau berkesinambungan
Kapasitas
Ukuran fasilitas

Lokasi

Investasi
Investasi satu fasilitas besar atau beberapa fasilitas kecil
Mendekati pasar, biaya rendah, atau pasar luar negeri
Tetap atau sementara
Sediaan
Jumlah
Distribusi
Sistem Pengendalian
Sediaan tingkat tinggi atau rendah
Sentralisasi atau desentralisasi gudang
Pengendalian rinci atau kurang rinci
Tenaga Kerja
Spesialisasi Pekerjaan
Pengawasan
Sistem upah
Susunan pegawai
Spesialisasi tingkat tinggi atau rendah
Sentralisasi atau desentralisasi
Bentuk insentif tinggi atau rendah
Sedikit atau banyak staf
Kualitas
Pendekatan
Pelatihan
Pemasok
Pencegahan atau inspeksi
Pelatihan teknis atau manajerial
Terpilih berdasarkan mutu atau harga[15]

C.    Memilih Lokasi, Rancangan dan Tata Letak Operasi
Memilih Lokasi
Sebuah keputusan penting dalam manajemen produksi  ialah pemilihan lokasi untuk pabrik atau kantor.  Lokasi akan banyak mempengaruhi biaya prooduksi dan kemampuan bersaing perusahaan itu dengan perusahaan lain. Terutama untuk perusahaan industri seperti Bethlehem Steel dan Daimler Chrysler yang memerlukan investasi mesin dan peralatan yang besar. Pilihan lokasi juga dapat menentukan penghasilan karena jika produk dijual di lokasi hal ini akan mempengaruhi permintaan terhadap produk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pilihan Lokasi
a.    Biaya Ruang Kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja (seperti gedung atau kantor) dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain. Ini salah satu alasan penting mengapa perusahaan yang berlokasi di kota-kota Utara merelokasi ke selatan selama sepuluh tahun terakhir.  Biaya ruang kerja kemungkinan akan makin tinggi semakin dekat letaknya ke pusat bisnis di mana biaya tanah mahal. W.R. Grace dan IBM baru-baru ini memindahkan sebagian fasilitasnya ke lokasi di mana harga tanah lebih rendah.
b.    Biaya Tenaga Kerja
Biaya untuk menggaji karyawan bervariasi antar lokasi. Gaji di kota cenderung lebih tinggi daripada di luar kota untuk jenis pekerjaan tertentu. Gaji biasanya lebih tinggi pula di utara daripada di selatan untuk pekerjaan tertentu.
c.       Insentif Pajak
Beberapa pemerintah daerah bersedia menawarkan kredit pajak untuk menarik perusahaan ke daerah mereka. Insentif ini diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di daerah itu.
d.   Sumber Permintaan
Jika perusahaan berencana untuk menjual produknya di lokasi tertentu, perusahaan itu mungkin menetapkan lokasinya di situ. Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber permintaan.
e.    Akses ke Transportasi
Apabila perusahaan menjual produknya di seluruh negeri, mereka akan memilih lokasi dekat sumber utama transportasinya. Mereka juga harus mudah dicapai agar dapat menerima bahan baku yang dikirimkan kepadanya. Beberapa pabrik dan kantor memilih lokasi dekat jalan raya antar daerah, dekat sungai atau lapangan terbang untuk alasan yang sama.
f.     Ketersediaan Tenaga Kerja
Perusahaan yang merencanakan untuk menyewa pekerja spesialis harus dapat menarik tenaga kerja yang diperlukan. Mereka dapat memilih lokasi di mana banyak terdapat tenaga kerja dengan keahlian khusus yang diperlukan. Misalnya, perusahaan teknologi tinggi cenderung memilih tempat dekat universitas di mana terdapat banyak tenaga kerja berpendidikan cukup.[16]
Memilih Rancangan dan Tata Letak
Setelah lokasi untuk pabrik atau kantor dipilih, rancangan (design) dan tata letak (lay out) harus ditentukan. Rancangan menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor. Tata letak adalah pengaturan mesin dan perlengkapan di dalam pabrik atau kantor. Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin, dan perlengkapan.
Faktor faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak
1.    Karakteristik lokasi
Keputusan rancangan dan tata letak tergantung beberapa karakteristik lokasi yang dipilih. Misalnya, jika lokasi terdapat di daerah yang biaya lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat tinggi agar mengurangi lahan yang dibutuhkan. Tata letak pabrik kemudian dipengaruhi oleh rancangan itu.
2.    Proses Produksi
Rancangan dan tata letak juga tergantung pada proses produksi yang digunakan. Jika akan dipakai operasi jalur produksi (assembly line), semua pekerjaan di dalam operasi ini harus berada di tempat yang berdekatan. Tata letak produk menempatkan tugas sesuai urutan pengerjaannya. Misalnya, satu orang khusus membuat komponen, orang berikut merakit komponen, dan orang selanjutnya mengemas komponen. Tata letak produk ini biasa dipakai untuk produksi assembly line.
Sebagai alternatif beberapa produk (seperti pesawat terbang, kapal, atau rumah) seluruhnya dibuat dalam satu posisi tetap, yang membutuhkan tata letak posisi tetap.
Rancangan dan tata letak harus memungkinkan urutan tugas berlangsung dengan efisien. Misalnya, proses produksi biasanya diselesaikan dekat pintu keluar pabrik sehingga produk jadi mudah diangkut ke atas truk. Banyak perusahaan ini memakai produksi fleksibel, proses produksi yang mudah disesuaikan untuk revisi di masa mendatang. Ini memungkinkan perusahaan merestrukturisasi tata letak sesuai keperluan apabila jenis produk perlu diubah.
Tata letak fleksibel umumnya mensyaratkan bahwa karyawan memiliki keterampilan fleksibel. Meskipun para karyawan mempunyai keahlian khusus, mereka harus punya keterampilan lain sehingga apabila tata letak pabrik diatur kembali, mereka dapat mengerjakan produk lain.
3.    Jenis produk
Kebanyakan perusahaan membuat satu barang atau jasa di lokasinya. Perusahaan dengan jenis produk sempit mengkhususkan diri pada satu produk atau sedikit produk. Perusahaan dengan jenis produk luas menawarkan produk dengan kisaran luas. Perusahaan demikian harus memiliki rancangan dan tata letak yang dapat direvisi apabila jenis produk diubah.
Dengan berubahnya selera pasar, permintaan terhadap produk juga berubah. Tata letak harus direvisi seiring dengan perubahan tersebut. Misalnya, popularitas kendaraan sports utility membuat banyak produsen mobil mengubah tata letaknya untuk memproduksi mobil jenis ini. Alokasi ruangan lebih untuk satu produk akan menyita ruangan dari produk lain, kecuali jika rancangan awal membeli ruang tambahan untuk ekspansi.
4.    Kapasitas Produksi yang diinginkan
Ketika merencanakan rancangan dan tata letak, kapasitas produksi yang diinginkan oleh perusahaan itu (tingkat produksi maksimum yang mungkin) harus dipikirkan. Banyak perusahaan yang mencoba merencanakan pertumbuhan dengan memberi keluwesan untuk meningkatkan kapasitas produksi seiring waktu. Rancangan gedung dapat dibuat dengan kemungkinan untuk menambah tingkat satu saat nanti. Tata letak yang benar dapat memberi lebih banyak kemungkinan untuk produksi tambahan.
Jika perusahaan tidak merencanakan pertumbuhan, mereka terpaksa mencari lokasi baru apabila permintaan terhadap produknya melebihi kapasitas produksinya. Apabila perusahaan mempertahankan lokasi yang ada dan berekspansi ke lokasi ke dua, perusahaan itu harus menempatkan mesin dan posisi kerja yang sama seperti pada lokasi semula. Akibatnya, efesiensi produksi cenderung turun. Untuk menghindari hal ini perusahaan itu dapat merelokasi ke tempat baru dengan kapasitas lebih besar. Namun, untuk menilai kembali semua lokasi pabrik yang potensial dan mengembangkan rancangan dan tata letak baru memerlukan banyak biaya. Biaya tersebut dapat dihindari jika tata letak di tempat semula memungkinkan pertumbuhan.
Meskipun idealnya memiliki tata letak yang dapat menampung pertumbuhan, namun hal ini juga mahal. Perusahaan harus menanam dana tambahan untuk memperoleh tambahan lahan atau ruangan. Investasi ini menyita biaya yang lebih baik dipergunakan untuk tujuan lain. Selanjutnya jika pertumbuhan tidak terjadi, perusahaan itu mempunyai tata letak yang tidak efisien. Karena sebagian ruangan itu dibiarkan tidak terpakai.[17]

D.    Pengawasan Produksi
a.       Pembelian bahan baku
Para manajer melakukan tugas-tugas berikut ketika membeli persediaan bahan. Pertama, mereka harus memilih pemasok. Kedua, mereka mencoba mendapatkan potongan harga menurut volume. Ketiga, mereka harus menentukan apakah akan menyerahkan beberapa tugas produksi ke pemasok.
·  Memilih pemasok bahan baku
Untuk memilih di antara berbagai pemasok, perusahaan harus memperhatikan     karakteristik seperti harga, kecepatan, kualitas, layanan, dan ketersediaan kredit.   Pendekatan umum untuk menilai pemasok ialah dengan mendapatkan harga dari   setiap pemasok. Kemudian dapatkan sampel dari masing-masing pemasok dan periksa kualitasnya. Dua atau tiga pemasok dapat dipilih menurut kriteria ini. Lalu  pemasok ini diminta memberikan informasi tambahan mengenai kecepatan pengiriman dan jaminan layanan jika ada masalah dalam pengiriman. Perusahaan kemudian dapat mencoba satu pemasok dan menilai keandalannya selama waktu  tertentu. Beberapa perusahaan menghindari ketergantungan pada pemasok tunggal karena apabila timbul masalah dari pemasok itu akan berdampak besar terhadap perusahaan.
·  Memperoleh diskon volume
  Perusahaan yang membeli bahan baku dari pemasok dapat memperoleh potongan harga pasokan meski kualitas dipertahankan.
·  Menyerahkan produksi kepada pemasok
Para produsen biasa melakukan outsourcing, yaitu mereka membeli komponen dari pemasok daripada memproduksi komponen itu. Beberapa produsen bahkan telah  mulai mendelegasikan beberapa bagian proses produksi kepada para pemasok.  Sebagai contoh, sebuah perusahaan terletak di kota di mana gaji umumnya lebih tinggi. Anggaplah bahwa sudah kebiasaan perusahaan ini memesan beberapa   komponen dari pemasok dan merakitnya di pabriknya sendiri. Mungkin lebih baik jika pemasok itu merakit sebagian komponen itu sebelum mengirimnya ke produsen. Sebagian tugas perakitan dialihkan ke pemasok. Perakitan sebagian oleh pemasok  mungkin lebih murah daripada membayar karyawan bergaji tinggi di pabrik manufaktur.
Strategi menyerahkan sebagian tugas produksi kepada pemasok disebut deintegrasi dan digambarkan dalam gambar berikut.

Proses Produksi Sebelumnya
Text Box: Pabrik menerima komponen sebelum dirakit dari pemasok
Karyawan pabrik merakit komponen
 
Komponen yang sudah dirakit digunakan untuk menyelesaikan produk,
 
Pabrik menerima komponen yang sudah dirakit dari pemasok
 
 







                                        Proses Produksi Kemudian

                                   

b.      Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Apabila perusahaan kelebihan stok bahan baku, mereka mungkin perlu meminjam lebih banyak dana lagi untuk membiayai persediaan ini. Hal ini akan meningkatkan apa yang disebut biaya pemeliharaan. Biaya pemeliharaan termasuk biaya pendanaan maupun biaya penyimpanan atau asuransi barang persediaan tersebut. Meskipun perusahaan berupaya mengurangi biaya pemeliharaan dengan sering memesan bahan baku dalam jumlah kecil, strategi pembelian bahan baku biasanya akan mengurangi biaya pemeliharaan namun menambah biaya pemesanan, atau sebaliknya.
Cara yang digemari untuk mengurangi biaya pemeliharaan ialah melalui system just-in-time (JIT) yang dirintis oleh perusahaan Jepang. Sistem ini mencoba mengurangi persediaan bahan baku seminimal mungkin dengan cara sering memesan bahan baku dalam jumlah kecil. Hal ini dapat mengurangi biaya untuk memelihara persediaan . Namun ada ongkos waktu manajerial yang dibutuhkan untuk sering melakukan pemesanan dan pengiriman. Selain itu, system just-in-time dapat berakibat kekurangan jika penerapannya salah.
Perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) adalah proses untuk menjamin bahwa bahan baku tersedia bila diperlukan. MRP biasanya membutuhkan computer dan perencanaan membantu para manajer menentukan jumlah bahan baku spesifik yang harus dibeli setiap saat. Langkah pertama dalam MRP ialah menghitung ke belakang dari produk jadi sampai awal untuk menentukan berapa lama bahan baku itu dibutuhkan dimuka sebelum produk sepenuhnya selesai. Contohnya, jika komputer harus selesai dirakit pada tanggal tertentu, komponen komputer itu harus tiba pada tanggal tertentu sebelum tanggal itu, berarti harus dipesan lebih awal lagi. Ketika perusahaan memprediksi permintaan terhadap produknya di masa mendatang, waktu bahan baku harus datang dapat ditentukan untuk mencapai tingkat produksi yang memenuhi permintaan yang diprediksi

.
 Pengawasan persediaan Work-in-Process
Perusahaan harus dapat pula mengelola persediaan barang yang sedang dikerjakan (work-in-process), yang merupakan persediaan produk yang baru. Akibat dari kekurangan persediaan bahan baku atau persediaan work-in-process adalah terhentinya produksi, sedangkan akibat dari kekurangan barang jadi adalah batalnya penjualan. Kekurangan persediaan produk jadi mungkin disebabkan oleh kekurangan persediaan bahan baku atau persediaan work-in-process.
Pengawasan Persediaan Barang Jadi 
Jika permintaan terhadap produk perusahaan satu saat berubah, para manajer perlu memantau perbedaan dalam penawaran-permintaan yang diharapkan. Jika diantisipasi persediaan berlebih dari suatu produk, perusahaan dapat menghindari persediaan berlebihan dengan mengalihkan sumber dayanya kearah produk lain. Sebagai alternatif, perusahaan yang mengalami kelebihan persediaan produk dapat melanjutkan jadwal produksi normalnya dan melakukan strategi pemasaran (seperti pemasangan iklan) yang akan meningkatkan permintaan.
Jika diantisipasi permintaan akan naik, perusahaan perlu memikirkan akan kekurangan produk dan harus mengembangkan strategi untuk meningkatkan volume produksi. Mungkin dijadwalkan kerja lembur untuk karyawan atau menyewa pegawai baru untuk mendapatkan tingkat produksi yang lebih tinggi.
Apabila perkiraan permintaan terlalu rendah, perusahaan mungkin tidak memproduksi jumlah yang cukup untuk memenuhi semua pelanggan. Maka beberapa perusahaan menyimpan lebih banyak stok daripada volume penjualan yang diperkirakan.
Selain mencoba menghindari kekurangan, perusahaan berusaha pula untuk menghindari adanya stok produk yang berlebih. Apabila perusahaan memproduksi terlalu banyak, kadang-kadang mereka menjual produk dengan harga lebih rendah hanya untuk mengurangi kelebihan persediaannya.
Routing
Routing ialah urutan (atau rute) tugas yang perlu untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya dikirim ke masing-masing pos kerja (work station) agar dapat dipakai sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan di setiap pos kerja. Misalnya, produksi sepeda memerlukan (1) memakai bahan untuk kerangka sepeda di satu pos kerja, (2) merakit roda pada pos kerja ke dua ,(3) mengemas kerangka dan roda yang telah dirakit pada pos kerja ke tiga.
Proses routing dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bisa ditingkatkan sehingga mendapatkan proses produksi yang lebih cepat dan murah.
Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan merevisi routing-nya sehingga lebih banyak outsourcing. Beberapa perusahaan mengandalkan perusahaan lain untuk membuat produknya. Misalnya, Hewlett-Packard biasanya mengandalkan Solectron Corporation untuk memproduksi printernya sesuai dengan spesifikasi mereka. Dengan cara ini, Hewlett-Packard pun lebih berkonsentrasi pada pemasaran printernya.
Kemampuan perusahaan yang menjalankan outsourcing untuk memenuhi jadwal produksi tergantung pada perusahaan manufaktur yang diandalkan olehnya. Oleh sebab itu, perusahaan harus sangat berhati-hati apabila memberi tugas kepada perusahaan manufaktur untuk memproduksi barangnya.
Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menetapkan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi. Jadwal produksi adalah rencana untuk timing dan volume tugas produksi. Misalnya, jadwal produksi untuk sepeda mungkin menetapkan waktu dua jam untuk merakit setiap kerangka dan satu jam untuk setiap roda. Penjadwalan penting karena menetapkan jumlah prroduksi yang harus dicapai di setiap pos kerja selama jumlah hari atau minggu tertentu. Selain itu, jadwal ini memungkinkan manajer memperkirakan jumlah yang akan dihasilkan setiap hari, minggu atau bulan.
Jika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal produksinya, pesanan pelanggan tidak dipenuhi dalam waktu yang diharapkan dan perusahaan akan kehilangan pelanggan.
Dampak Teknologi terhadap Penjadwalan Produksi
Weyerhauser mengalami masalah penjadwalan produksi, namun akhir-akhir ini menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah itu. Pintu pesanannya dulu dipesan melalui telepon, faks, dan pos melalui jasa pemasok dan distributor. Kurang dari 50 persen pesanan pintunya dikirim tepat waktu. Weyerhauser kini memungkinkan pelanggan untuk mengakses situs webnya dimana pelanggan dapat merinci fitur pintu yang ingin dipesan dan langsung mendapat pintu itu. Akibatnya pesanan dapat dilayani lebih cepat. Selanjutnya ini mengurangi kemungkinan kesalahan karena para pelanggan memesan sendiri fitur pintu yang diinginkan dan bukannya menyampaikan informasi itu melalui orang lain yang kemudian harus mengirim ke bagian manufaktur. Pengiriman sekarang hampir selalu tepat waktu. Dengan demikian, Weyerhaeuser kni menerima pembayaran lebih cepat karena pegiriman yang tepat waktu dan kepuasan pelanggan juga meningkat dan ini mendatangkan pesanan ulang.
Menjadwalkan Proyek Khusus
Penjadwalan penting untuk proyek jangka panjang yang harus diselesaikan sesuai batas waktu tertentu. Jika banyak tugas terkait harus diselesaikan sesuai urutan tertentu penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Dengan cara ini, para manajer dapat mendeteksi apakah proyek bakal selesai tepat waktu. Jika ada tugas yang tidak selesai tepat waktu, para manajer harus mencari jalan untuk menghemat waktu pada tugas lain.
Satu cara untuk menjadwalkan tugas proyek khusus ialah dengan menggunakan diagram Gantt (sesuai nama penemunya Henry Gantt), yang menggambarkan waktu yang diharapkan untuk setiap tugas dalam proses produksi. Untuk melihat cara penerapan diagram Gantt, perhatikan contoh sebuah perusahaan kimia harus memproduksi lima ratus kaleng dengan isi satu galon Bahan Kimia Z untuk sebuah produsen. Proses produksi terdiri dari pembuatan Bahan Kimia X dan Y dalam jumlah besar, yang dicampur dalam tanki sehingga menghasilkan Bahan Z harus dituangkan ke dalam kaleng dan dikemas dalam kotak untuk dikirim. Perhatikan bahwa meski dua tugas pertama dapat diselesaikan bersamaan, namun setiap tugas yang tersisa tidak dapat dimulai sampai tugas sebelumnya diselesaikan.
Setiap tugas dapat ditandai pada diagram Gantt apabila tugas itu selesai, seperti tampak dalam gambar dibawah menurut diagram ini. Keempat tugas terdahulu telah diselesaikan sehingga fokus berada pada tugas kelima.
Tugas Produksi
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
Buat Bahan X






Buat Bahan Y






Campurkan Bahan X dan Y dalam Tanki untuk menghasilkan Bahan Z




Tuangkan Bahan Z ke dalam 500 kontainer satu galonan




Kemasi container satu galonan kedalam kotak




Contoh Diagram Gantt
 
Cara lain untuk proyek khusus ialah teknik evaluasi dan peninjauan program (program evaluation and review technique-PERT), yang menjadwalkan tugas dengan cara meminimalkan :
1.      Berbagai tugas dalam proses produksi diidentifikasi.
2.      Tugas-tugas diatur sesuai urutan pengerjaannya; urutan ini dapat digambarkan pada tabel dengan panah yang menunjukkan jalur urutan proses produksi.
3.      Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan diperkirakan.

Sebuah contoh PERT yang diterapkan pada produksi Bahan Kimia Z dari suatu perusahaan terdapat dalam gambar di bawah ini. Produksi Bahan Kimia X (Tugas 1) dan Bahan Kimia Y (Tugas 2) dapat dilakukan bersama-sama. Pencampuran bahan kimia X dan Y (Tugas 3) tidak dapat dimulai sampai tugas 1 dan 2 selesai.
Setiap urutan tugas disebut jalur. Misalnya, urutan tugas 1,3,4 dan 5 mewakili satu jalur. Jalur kedua adalah urutan Tugas 2,3,4 dan 5 . Total waktu untuk jalur ini adalah lima minggu. Jalur kritis ialah jalur yang memerlukan waktu terbanyak. Pada contoh ini jalur kritis ialah urutan tugas 2,3,4 dan 5 ; jalur itu lamanya lima minggu. Penting untuk menentukan waktu yang perlu untuk menyelesaikan langkah-langkah di dalam jalur kritis di tentukan, karena proses produksi akan memakan waktu selama itu.
Masa lima minggu itu tidak ada waktu tambahan untuk pekerja yang terlibat di jalur kritis. Setelah jalur kritis ditentukan, waktu tambahan pada jalur lain dapat diperkirakan. Karena pada jalur lain pada gambar di bawah mempunyai waktu penyelesaian empat minggu, waktu tambahannya satu minggu selama masa lima minggu itu. Dengan mengetahui waktu yang diperlukan dalam jalur kritis, para manajer dapat mengurangi ketidakefisienan yang disebabkan oleh waktu tambahan dijalur lain. Beberapa karyawan yang ditugaskan pada Tugas 1 dapat membantu tugas kedua dari urutan jalur kritis. Hal ini dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan jalur kritis.


Urutan Tugas Produksi
Tugas 5
Kontainer satu galonan berisi Bahan Kimia Z dikemas dalam kotak (satu minggu)
 
 

















              

Tugas-tugas yang merupakan bagian jalur kritis harus ditinjau ulang untuk menghindari keterlambatan atau meningkatkan kecepatan produksi. Tugas yang diperkirakan akan berlangsung lama dipantau dengan ketat,karena keterlambatan tugas ini menyebabkan keterlambatan yang parah pada seluruh proses produksi. Selain itu, perusahaan berupaya menentukan apakah tugas ini dapat dilakukan lebih cepat sehingga jalur kritis dapat cepat selesai.
Para manajer yang mengawasi proyek khusus menyadari bahwa waktu yang diperlukan untuk setiap tugas tidak pasti. Maka mereka memperkirakan waktu terpanjang untuk setiap tugas. Jalur kritis merupakan jumlah waktu terpanjang untuk setiap tugas karena itu dapat menghitung waktu maksimum untuk menyelesaikan proyek.
  Pengawasan Kualitas
Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan (jika ada) yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualitas dapat di ukur dengan menilai berbagai karakteristik (seperti berapa lama produk itu bertahan) yang meningkatkan kepuasan pelanggan. Kualitas dari produk dapat dibandingkan dengan tingkat kualitas yang diinginkan untuk menentukan apakah kualitas perlu diperbaiki.[18]












    BAB III
PENUTUP
Simpulan
Operasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengadaan input produksi, melakukan transformasi atau proses produksi untuk menghasilkan output berupa barang atau jasa berdasar strategi bisnis serta disesuaikan dengan perubahan lingkungan.
Didalam sistem operasi terdapat penentuan lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan diperhitungkan ketika suatu bisnis baru akan membuka usahanya dan atau suatu bisnis yang akan melakukan ekspansi dengan pengembangan internal. Terdapat dua jenis lokasi bisnis yaitu bisnis manufakturing ialah bisnis yang menghasilkan barang dalam suatu operasinya untuk dijual kepada konsumen. Dan lokasi bisnis jasa yang didatangi konsumen dan yang mendatangi konsumen. Juga terdapat beberapa standar kerja diantaranya standar kualitas, standar kuantitas, standar waktu proses dan standar produktivitas. Ada pula melakukan perencanaan jumlah produksi perlu memerlukan perhitungan forecast produksi, dan dasar perhitungan BEP (seperti yang telah dijelaskan di atas). Juga terdapat pengelolaan kegiatan operasi yaitu pengaturan bahan baku dan pengaturan proses produksi atau operasi. Selain itu juga terdapat pengawasan kegiatan produski, pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu pada kegiatan perencanaan atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu. Serta terdapat standar produktivitas diantaranya tantangan penciptaan productivty dan juga ukuran productuvity.
Kegiatan perencanaan dan keputusan operasi terdapat proses produksi yang akan menghasilkan produk. Pengusaha harus memikirkan tentang mutu produk yang akan diproduksikannya. Keputusan operasi meliputi keputusan berkaitan dengan proses, keputusan berkaitan dengan kapasitas, keputusan berkaitan dengan sediaan, keputusan berkaitan dengan tenaga kerja, dan keputusan berkaitan dengan mutu.
Dalam memilih rancangan dan tata letak terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak yaitu karakterisitik lokasi, proses produksi, jenis produk, kapasitas produksi yang diinginkan.
Dalam pengawasan produksi terdapat kegiatan  pembelian bahan baku, pengawasan persediaan, routing, penjadwalan, dan pengawasan kualitas.
Saran
Dalam menjalankan perusahaan, sebuah perusahaan memerlukan perencanaa manajemen produksi atau operasi agar tercapai hasil produksi sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat memuaskan pembeli. Sehingga manajemen produksi atau operasi penting dalam kelancaran berbisnis.





DAFTAR PUSTAKA
Madura, Jeff.2001. Penagantar Bisnis Edisi 1 .Jakarta: Salemba Empat.
Basri. 2005. Bisnis Pengantar  Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Yusanto,MI & W.,MK. 2002. Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani.
Gitosudarmo, Indriyo. 1996. Pengantar Bisnis Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.



[1] Basri, Bisnis Pengantar Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm 87
[2] Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm 153
[3] Op., cit., hlm 87
[4] Basri, Bisnis Pengantar Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm 89-91
[5] Ibid, hlm 92
[6] Ibid, hlm 92
[7] Ibid, hlm 98-99
[8] Ibid, hlm 93-95
[9] Ibid, hlm 99-100
[10] Ibid, hlm 100-101
[11] Ibid, hlm 102-104
[12] Ibid, hlm 104
[13] Indriyo, Pengantar Bisnis Edisi 2, BPFE, Yogyakarta, 1996, hlm 246-254
[14] Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, Gema Insani Press, Jakarta, 2002, hlm 155-159
[15] Ibid, hlm 160
[16]  Jeff  Madura, Pengantar Bisnis Buku 1, Salemba Empat,  Jakarta, 2001, hlm. 284-285
[17]Ibid, hlm. 287-289.
[18] Ibid, hlm 290-306

No comments:

Post a Comment